Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Baru: Berangkat Tidur antara Pukul 10 sampai 11 Malam Bisa Menyehatkan Jantung

Kompas.com - 24/09/2023, 21:00 WIB
Aulia Zahra Zain,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagian besar orang akan berangkat tidur di waktu yang acak, di jam berapa pun asalkan kantuk sudah menyergap tubuh.

Padahal, waktu tidur adalah hal yang harus diperhatikan dengan baik.

Dalam studi terbaru, beberapa ilmuwan menemukan kesimpulan bahwa rutin tidur di waktu-waktu tertentu akan sangat menyehatkan tubuh.

Penelitian di Inggris tersebut menyimpulkan, jika ingin menyehatkan jantung, maka tidurlah di antara pukul 10 hingga 11 malam. 

Dilansir dari Healthline (9/10/2021), para peneliti juga mengungkapkan bahwa waktu terburuk untuk berangkat tidur adalah selepas tengah malam.

"Karena seseorang berisiko tak melihat cahaya pagi. Sedangkan cahaya Matahari berperan penting dalam mengatur ulang jam tubuh," ujar David Plans, penulis studi dan dosen senior dalam ilmu saraf di University of Exeter.

Baca juga: 6 Tanaman yang Membuat Tidur Lebih Nyenyak, Cocok Jadi Hiasan Kamar Tidur


Ritme sirkadian tubuh 

David Plans menjelaskan, manusia memiliki 24 jam waktu internal tubuh yang disebut ritme sirkadian.

Ritme sirkadian membantu mengatur fungsi fisik dan mental manusia. 

Hasil penelitian menunjukkan, waktu tidur yang terlalu awal atau terlalu larut dapat mengganggu jam tubuh dengan konsekuensi yang merugikan bagi kesehatan jantung. 

"Penelitian telah membuktikan bahwa orang yang tidurnya kurang, dengan alasan apa pun juga, akan mempunyai waktu hidup yang lebih pendek," tambah Dr Thomas Kilkenny, Direktur Pengobatan Tidur di Staten Island University Hospital, New York, Amerika Serikat.

Sama seperti Plans, Kilkenny juga setuju bahwa waktu tidur yang terlalu awal atau terlalu larut memang bisa mengganggu kesehatan kardiovaskular. 

Baca juga: Cek, Durasi Tidur Sesuai Usia, Cukupkah Waktu Tidur Anda?

Waktu tidur yang tepat 

Penelitian tersebut dilakukan dengan melibatkan lebih dari 88.000 orang yang berusia 43 hingga 79 tahun.

Partisipan mengumpulkan data mengenai waktu tidur dan waktu bangun mereka selama 7 hari menggunakan akselerometer. Para peserta juga mengisi data fisik, gaya hidup, dan riwayat kesehatan.

Para peneliti kemudian melacak kelompok studi selama periode 5-7 tahun untuk mendiagnosis penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung, gagal jantung, penyakit jantung iskemik kronis, stroke, dan serangan iskemik transien.

Para peneliti mengatakan bahwa 3 persen dari subyek penelitian mengembangkan penyakit kardiovaskular.

Halaman:

Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com