Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Kereta Tanpa Masinis Pertama di Indonesia, Bagaimana Sistem Operasi LRT Jabodebek?

Kompas.com - 03/09/2023, 07:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Light rail transit (LRT) yang beroperasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) merupakan transportasi berbasis rel tanpa masinis pertama yang hadir Indonesia.

LRT Jabodebek diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (28/8/2023).

VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan, LRT Jabodebek beroperasi secara otomatis dengan sistem kontrol berbasis komunikasi atau communication based train control (CBTC) dengan Grade of Automation (GoA) level 3.

Lantas, seperti apa sistem CBTC yang membuat LRT Jabodebek beroperasi tanpa masinis?

Sistem CBTC LRT Jabodebek

Sistem CBTC adalah pengoperasian kereta berbasis komunikasi, sehingga sistem dapat mengoperasikan kereta dan memproyeksikan jadwal secara otomatis serta disupervisi juga secara otomatis dari pusat kendali operasi atau operation control center (OCC).

Selain dengan sinyal radio, terdapat perangkat penunjang yang dipasang di jalur kereta ataupun di rangkaian kereta serta di OCC.

Dengan data tersebut, sistem di OCC mengirimkan perintah untuk menambah atau mengurangi kecepatan setiap kereta.

LRT Jabodebek beroperasi mengikuti jadwal yang telah diunggah ke sistem persinyalan di OCC. Seluruh operasional LRT Jabodebek kemudian berjalan secara otomatis dengan mengikuti jadwal yang telah ditetapkan.

"Operator pada OCC memantau jalannya LRT dan hanya akan mengintervensi jika ditemukan ketidaksesuaian, seperti adanya keterlambatan, gangguan suplai daya, dan sebagainya," kata Joni, dilansir dari keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu (2/9/2023).

Baca juga: Diresmikan Hari Ini, Simak Rute, Tarif, Jam Operasional, dan Cara Naik LRT Jabodebek

Diberitakan harian Kompas, alat yang dipasang di jalur disebut balise atau alat sensor. Alat ini dipasang pada jarak tertentu sebagai pengirim data ke sensor.

Kemudian di semua kereta dipasang perangkat penerima atau receiver komunikasi.

Lalu ada antena radio yang dipasang di sepanjang jalur untuk mengirimkan sinyal komunikasi ke OCC.

Selanjutnya, pergerakan kereta akan terpantau saat kereta melewati alat sensor.

Alat sensor akan mengirimkan sinyal kepada OCC terkait posisi kereta yang kemudian mengirimkan informasi ke kereta-kereta di depan atau di belakangnya.

Dengan demikian, rangkaian kereta yang berada di depannya dan di belakangnya dapat melaju sesuai dengan kecepatan aman.

Baca juga: Warganet Soroti Tinggi LRT Jabodebek, INKA: Sudah Sesuai Standar

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com