Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita WNI Melahirkan di Jepang, Dapat Bantuan Uang Rp 43 Juta dan Biaya Pascapersalinan

Kompas.com - 02/09/2023, 20:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Informasi mengenai Warga Negara Indonesia (WNI) yang melahirkan di Jepang tengah menjadi topik yang ramai dibahas di media sosial X (dulu Twitter).

Ramainya pembahasan topik itu bermula ketika seorang WNI mengaku mendapatkan bantuan hingga Rp 50 juta saat melahirkan di Negeri Sakura.

Salah satu WNI juga yang mendapat uang saat melakukan proses persalinan di Jepang adalah Gandi (29).

"Waktu aku (lahiran) dapatnya Rp 43 juta karena Rp 50 juta itu baru berlaku di bulan April. Dan anakku itu lahirnya Maret," ujarnya dalam video yang diunggah di media sosial TikTok.

Gandi merupakan WNI yang tinggal bersama dengan suami dan anaknya di Kyoto, Jepang dengan visa pelajar.

Saat ini, dia sedang melanjutkan pendidikan S2 di Doshisha University, Kyoto.

"Saya menetap sudah satu tahun, sejak September 2022 sampai saat ini," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (2/9/2023).

@gamastory #stitch dengan @Neojapan semoga membantu teman teman yang berencana melahirkan di Jepang ???????? hehehehe #lahirandijepang #dailyvlog #kyoto #bayitiktok ? suara asli - Gamastory????????????????

Proses melahirkan bayi di Jepang

Gandi menceritakan proses melahirkan anaknya di Kyoto University Hospital pada 13 Maret 2023.

Sebelum melahirkan, Gandi mengaku berkonsultasi dengan bidan yang ditunjuk rumah sakit untuk merencankana kelahiran.

Diskusi panjang itu menyangkut beberapa poin, mulai dari pemilihan kamar, pendataan riwayat penyakit ibu hamil, transportasi saat melahirkan hingga pendaftaran biaya subsidi 420.000 yen (sekitar Rp 43 juta) dalam program Childbirth and Childcare Lump-Sum Grant.

"Di Jepang, biaya perawatan yang terkait dengan kehamilan dan persalinan tidak ditanggung oleh asuransi dan cukup tinggi untuk biayanya. Inilah kenapa ada program Childbirth and Childcare Lump-Sum Grant," ungkapnya.

Baca juga: Mengapa Mata Karakter Anime Jepang Berukuran Besar?

Gandi juga mengungkapkan, saat melahirkan, dia tidak diberi pilihan oleh rumah sakit apakah ingin melahirkan secara normal, sectio caesarea (pembedahan), atau epidural.

"Jadi, semua persalinan akan diusahakan normal. Kalau tidak ada kemajuan akan diinduksi dan apabila memang sudah tidak bisa baru akan di-sectio caesarea (SC). Jadi, SC adalah opsi terakhir," terangnya.

Setelah melahirkan secara SC, Gandi harus dirawat selama 7 hari di rumah sakit.

Setiap hari selama dirawat, dia dan bayinya akan mendapat KPI yang berisi pertumbuhan si kecil. Misalnya, hari pertama belajar pelekatan, hari kedua belajar miring kanan kiri, hari terakhir belajar memandikan bayi, dan masih banyak lagi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com