LRT Jabodebek juga dilengkapi dengan Grade of Automation level 3 atau GoA3.
"Grade of Automation level 3 atau GoA3 adalah tingkat otomasi operasional kereta di mana pengoperasian dilakukan secara otomatis tanpa masinis," kata Joni.
Penggunaan GoA 3 untuk LRT Jabodebek telah ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KP 765 Tahun 2017.
Meskipun begitu, PT KAI masih membutuhkan petugas operasional di dalam kereta untuk penanganan kondisi darurat dan pelayanan kepada pelanggan.
"Petugas ini disebut train attendant,” ujar Joni.
Jika terjadi gangguan sarana atau prasarana, train attendant bertugas mengambil alih pengoperasian kereta secara manual dengan kecepatan terbatas.
Baca juga: LRT Jabodebek Alami Sejumlah Gangguan, Ini Penjelasan PT KAI
Dari segi keselamatan, LRT Jabodebek telah dilengkapi oleh Automatic Train Protection (ATP) serta Interlocking & Zone Controller.
"Dengan adanya ATP tersebut, LRT Jabodebek terlindungi dari over speed dan jaminan pengereman yang andal," ungkap Joni.
Selain itu, Interlocking & Zone Controller yang tersedia juga berfungsi untuk menjamin tidak adanya kesalahan pembentukan rute serta mendistribusikan otorisasi kontrol operasional LRT.
Menurut Joni, GoA 3 yang digunakan pada LRT Jabodebek memiliki keunggulan di mana seluruh operasi kereta dilakukan secara otomatis sehingga mengurangi potensi kecelakaan akibat human error, meningkatkan akurasi jadwal kereta, dan dapat mengoptimalkan jadwal perjalanan.
"Saat ini, KAI dan seluruh stakeholders terus melakukan langkah-langkah progresif terhadap teknologi LRT Jabodebek. Sehingga, saat pengoperasian secara penuh nantinya perjalanan LRT Jabodebek semakin mulus dan presisi dapat melayani masyarakat dengan maksimal,” ujarnya.
Baca juga: 7 Hal yang Harus Diketahui Sebelum Naik LRT Jabodebek Mulai 28 Agustus 2023
Sementara itu, Manager Public Relation DIvisi LRT Jabodebek Kuswardojo memastikan LRT Jabodebek tanpa masinis justru lebih aman dibanding kereta manual.
Sebab, kebanyakan kecelakaan kereta terjadi karena human error.
"Dengan operasional tanpa masinis tentunya akan lebih aman dibandingkan menggunakan orang. Lebih dari 60 persen karena faktor manusia dalam kecelakaan kelelahan dan sebagainya," kata dia, dikutip dari Kompas.com (6/7/2023).
Sebelumnya, sistem CBTC GoA 3 yang digunakan pada LRT Jabodebek juga telah diterapkan untuk kereta di belahan dunia lainnya, seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, Singapura, Spanyol, Inggris, Brazil, dan beberapa negara lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.