Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Embun Beku di Bromo, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Kompas.com - 01/09/2023, 20:15 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan video yang memperlihat kondisi tumbuhan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang membeku dan diselimuti es ramai di media sosial.

Unggahan tersebut dimuat oleh akun TikTok ini pada Rabu (30/8/2023).

"UPDATE CUACA - BROMO 30 Agst 2023 Untung tim pemadam kebakarannya gercep, langsung ke TKP. Cepat membaik Bromo," tulis pengunggah.

Hingga Jumat (1/9/2023) sore, unggahan tersebut sudah dilihat sebanyak 3,5 juta kali dan mendapatkan lebih dari 1.650 komentar dari warganet.

Baca juga: Viral, Unggahan Ambil Foto di Bromo Dikenakan Biaya Rp 1 Juta, KLHK Beri Penjelasan

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi?


Baca juga: Menyoal Kereta Gantung yang Akan Dibangun di Gunung Bromo dan Rinjani...

Penjelasan pihak Bromo

Saat dikonfirmasi, Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS Septi Eka Wardhani membenarkan adanya fenomena embus es seperti dalam unggahan video tersebut.

Ia mengungkapkan bahwa fenomena tersebut sering terjadi pada bulan-bulan di musim kemarau seperti saat ini.

Fenomena itu disebabkan lantaran suhu udara di sekitar Bromo cenderung dingin yang pada akhirnya menimbulkan embun membeku menjadi es.

"Dalam satu hari hanya terjadi beberapa jam (fenomena embun beku), karena ketika Matahari mulai terbit dan suhu menghangat, maka es akan mencair," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (1/9/2023).

Selain itu, Septi menyampaikan bahwa fenomena tersebut juga telah terjadi beberapa kali selama 2023.

Baca juga: Berbeda dari Sebelumnya, Embun Es Pertama di 2023 Muncul di Dieng, BMKG Ungkap Penyebabnya

Fenomena yang terjadi setiap tahun

Embun es menyelimuti Kawasan dataran tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Jumat (28/7/2023) pagi.DOK UPT DIENG Embun es menyelimuti Kawasan dataran tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Jumat (28/7/2023) pagi.

Sementara itu, Senior Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Muhammad Hakiki mengatakan, fenomena embun es tersebut merupakan fenomena yang normal dan dapat terjadi setiap tahun di kawasan daratan tinggi seperti Bromo Tengger.

"Menyikapi kondisi suhu dingin yang menyebabkan terjadinya fenomena embun beku di wilayah dataran tinggi Bromo dalam beberapa waktu belakangan ini, dapat disampaikan bahwa kejadian itu merupakan fenomena yang normal dan dapat terjadi setiap tahun saat memasuki periode pancaroba hingga musim kemarau mendatang," ujarnya terpisah.

Ia menerangkan bahwa kondisi itu juga dipengaruhi karena berkurangnya tingkat perawanan di sekitar wilayah Jawa-Nusa Tenggara yang dapat turut memicu kondisi suhu lebih dingin terutama malam hari.

Kondisi cuaca yang cerah (clear sky) di malam hari dapat menyebabkan radiasi yang dilepaskan ke atmosfer oleh bumi pada malam hari menjadi optimal sehingga kondisi suhu di permukaan bumi akan terasa lebih dingin.

Halaman:

Terkini Lainnya

Penonaktifan NIK Warga DKI Jakarta Berdampak Tak Bisa Gunakan BPJS Kesehatan, Bagaimana Solusinya?

Penonaktifan NIK Warga DKI Jakarta Berdampak Tak Bisa Gunakan BPJS Kesehatan, Bagaimana Solusinya?

Tren
Menakar Peluang Indonesia Menang atas Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024

Menakar Peluang Indonesia Menang atas Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024

Tren
3 Wanita Positif HIV Setelah Perawatan Kecantikan 'Vampire Facial'

3 Wanita Positif HIV Setelah Perawatan Kecantikan "Vampire Facial"

Tren
6 Temuan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT

6 Temuan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT

Tren
63 Persen Wilayah Masuk Kemarau Mei-Agustus, BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Mengintai

63 Persen Wilayah Masuk Kemarau Mei-Agustus, BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Mengintai

Tren
El Nino Berpotensi Digantikan La Nina, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

El Nino Berpotensi Digantikan La Nina, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Tren
Analisis Gempa M 6,5 di Garut, BMKG: Bukan Megathrust

Analisis Gempa M 6,5 di Garut, BMKG: Bukan Megathrust

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Jenis Makanan yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Bersama dengan Kafein

Jarang Diketahui, Ini 5 Jenis Makanan yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Bersama dengan Kafein

Tren
7 Tanda Terlalu Lama Berlari dan Bisa Membahayakan Tubuh, Apa Saja?

7 Tanda Terlalu Lama Berlari dan Bisa Membahayakan Tubuh, Apa Saja?

Tren
Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

Tren
7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com