Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang Ancam Ledakkan Pesawat, Malaysia Airlines Terpaksa Putar Balik

Kompas.com - 15/08/2023, 10:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang penumpang mengeklaim memiliki bahan peledak di ranselnya ketika dalam perjalanan menggunakan Malaysia Airlines MH122 dari Sydney ke Kuala Lumpur pada Senin (14/8/2023).

Penumpang itu bahkan mengeluarkan ancaman akan meledakkan pesawat dan menakuti para penumpang lainnya.

Atas insiden itu, penerbangan MH122 terpaksa kembali lagi ke Sydney pada Senin sore, dikutip dari Channel News Asia.

Diketahui, penerbangan lepas landas dari Bandara Sydney tepat setelah pukul 13.00 waktu setempat, dengan 199 penumpang dan 12 awak.

Pesawat tersebut mendarat kembali dengan selamat di landasan pacu Sydney sekitar pukul 15.45.

Baca juga: Seekor Beruang Lepas dari Kandang di Pesawat, Penerbangan Tertunda


Karena ancaman bom, pesawat itu pun diparkir di ujung landasan dengan kendaraan darurat di dekatnya.

"Demi keselamatan, komandan penerbangan membuat keputusan untuk kembali ke Sydney," kata juru bicara Malaysia Airlines.

Sebuah video yang diambil oleh seorang penumpang memperlihatkan pria yang mengenakan tas punggung, mengancam penumpang dan staf.

Kru pesawat kemudian memeriksa ransel dan tidak menemukan bahan peledak.

Maskapai menambahkan, para penumpang akhirnya dipindahkan ke penerbangan berikutnya yang tersedia.

Pelaku merupakan seorang pria berusia 45 tahun dan telah ditangkap oleh pihak berwenang.

Baca juga: 10 Pesawat Tempur F-16 Keluar Kandang untuk Meriahkan HUT Ke-78 RI di Langit Jakarta

"Malaysia Airlines ingin berterima kasih kepada pihak berwenang atas tanggapan langsung mereka dan kepada penumpang yang tetap tenang dan kooperatif selama cobaan ini," ujar maskapai.

Polisi Federal Australia (AFP) tidak menyebutkan kewarganegaraan pria tersebut meskipun mereka mengatakan dia adalah penduduk Canberra.

Dampak dari insiden itu, lusinan penerbangan domestik batal dan tertunda. Namun, tak ada penerbangan internasional yang batal.

Pihak kepolisian mengatakan, pria tersebut didakwa dengan satu tuduhan tidak mematuhi instruksi keselamatan awak kabin.

"AFP tidak akan membocorkan masalah operasional, namun, rencana tanggap darurat diberlakukan dan evakuasi dimulai setelah dianggap aman bagi penumpang dan awak," ujarnya.

Pria itu diperkirakan akan muncul di pengadilan pada Selasa (15/8/2023)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com