KOMPAS.com - Charles Darwin adalah seorang naturalis Inggris yang teori ilmiahnya tentang evolusi melalui seleksi alam menjadi dasar studi evolusi modern.
Meski begitu, konsep evolusi yang ditawarkan oleh Darwin sempat menuai kontroversi dari sejumlah kalangan.
Darwin pada awalnya mengejutkan masyarakat Victoria yang religius dengan menyatakan bahwa hewan dan manusia memiliki nenek moyang yang sama.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Charles Darwin Terbitkan Teori Asal-usul Spesies
Lantas, seperti apa konsep teori evolusi milik Darwin?
Dikutip dari laman National Geographic, Darwin lahir pada tahun 1809 di Shrewsbury, Inggris.
Pada tahun 1831, Darwin memulai pelayaran dengan kapal Angkatan Laut Kerajaan Inggris, HMS Beagle, yang dipekerjakan sebagai seorang naturalis.
Tujuan utama dari perjalanan ini adalah untuk mensurvei garis pantai Amerika Selatan dan memetakan pelabuhannya untuk membuat peta wilayah yang lebih baik.
Darwin menghabiskan sebagian besar perjalanannya di darat untuk mengumpulkan sampel tumbuhan, hewan, bebatuan, dan fosil.
Dia mengemas semua spesimennya ke dalam peti dan mengirimnya kembali ke Inggris dengan kapal lain.
Baca juga: Rekam Jejak Harun Yahya, Pernah Jadi Sorotan karena Penolakannya atas Teori Evolusi Darwin
Sekembalinya ke Inggris pada tahun 1836, pekerjaan Darwin dilanjutkan. Studi tentang sampel dan catatan perjalanannya menghasilkan penemuan ilmiah yang inovatif.
Fosil yang dia kumpulkan dibagikan pada ahli paleontologi dan ahli geologi, yang mengarah pada kemajuan dalam pemahaman tentang proses yang membentuk permukaan bumi.
Analisis Darwin tentang tumbuhan dan hewan yang dia kumpulkan membuatnya mempertanyakan bagaimana spesies terbentuk dan berubah seiring waktu.
Pekerjaan ini meyakinkannya tentang konsep wawasan yang paling terkenal untuknya, yakni teori evolusi melalui seleksi alam.
Pada tahun 1859, Darwin menerbitkan pemikirannya tentang evolusi dan seleksi alam dalam buku On the Origin of Species. Menjadi buku yang populer sekaligus kontroversial.
Charles Darwin meninggal pada tahun 1882 pada usia tujuh puluh tiga tahun. Ia dimakamkan di Westminster Abbey di London, Inggris.
Baca juga: Mary Anning, Paleontolog Perempuan Pertama Kunci Sejarah Evolusi