KOMPAS.com - Teori evolusi yang kita pelajari di sekolah adalah Charles Darwin. Namun, pembuktian dari teori evolusi tidak akan pernah terjadi tanpa temuan Mary Anning.
Mary Anning adalah pemburu fosil sekaligus paleontolog perempuan pertama yang berperan besar dalam teori evolusi.
Sayangnya, penemuan fosil atas namanya tidak diakui selama puluhan tahun karena diskriminasi gender.
Ratusan tahun berlalu, kini ilmuwan mulai mengakui penemuannya. Dia mulai ditulis dalam catatan-catatan sejarah dan namanya terpampang di museum.
Siapakah Mary Anning? Mari mengenal sosoknya lebih dalam.
Baca juga: Profil Penemu Kapal Selam Militer Modern: John Philip Holland
Mary Anning lahir pada 21 Mei 1799. Dia adalah anak dari Richard Anning dan Mary Moore. Ia memiliki dua saudara.
Melansir Live Science, 23 Februari 2021, ayah Anning awalnya bekerja sebagai pembuat lemari. Dia memutuskan untuk membawa keluarganya pindah ke Lyme Regis, Inggris, karena wilayah dekat pantai itu banyak dikunjungi wisatawan.
Setelah tinggal di sana, dia beralih profesi menjadi pencari fosil souvenir alami pantai yang diminati para wisatawan Lyme Regis. Fosil memang kerap jadi buah tangan pada masa itu.
Sejak kecil, Mary sering diajak ayahnya ke pantai untuk membantu berburu batu fosil sejak usia 6 tahun.
Namun, pada 5 November 1810, ayahnya meninggal dunia. Penulis biografi Shelley Emling mencatat bahwa ayah Mary Anning terkena komplikasi tuberkolosis dan jatuh dari tebing.
Kematian Richard ini terjadi ketika ibu Mary tengah hamil anak ketiga mereka. Kehidupan yang sudah pas-pasan semakin membuat keluarga ini kesulitan ekonomi.
Mary dan saudaranya Joseph pun menggantikan pekerjaan ayahnya dengan mencari souvenir dan fosil di pantai.
Baca juga: Profil Penemu Pulpen: Laszlo Biro
Pada 1811, saat Mary berusia 12 tahun, ia menemukan tengkorak yang menonjol dari permukaan tebing yang terkikis.
Awalnya, dia mengira itu adalah fosil buaya. Ia meminta bantuan saudaranya karena untuk mengambil fosil itu dengan hati-hati.
Anning butuh waktu berbulan-bulan untuk mengungkap kerangka lengkapnya. Fosil ini memiliki panjang 5,2 meter dengan 60 tulang belakang.