KOMPAS.com – Seorang wanita bernama Cathy Weed (43) dikabarkan meninggal dunia setelah menginjak sekumpulan semut api di rumahnya di kawasan Lawrenceville, Georgia, Amerika Serikat (AS), Sabtu (24/6/2023).
Dikutip dari Washington Post, menurut keterangan keluarga, ia menderita reaksi alergi parah setelah menginjak setumpuk semut api tersebut.
Reaksi tersebut begitu kuat sehingga diduga Weed tidak sempat untuk merangkak mengambil obat atau meminta pertolongan ke orang di sekitarnya.
Hal itulah, yang akhirnya mengantarkannya ke gerbang maut.
Baca juga: Pria di AS Diserang Beruang Liar yang Balas Dendam, Ia Menembaknya Sehari Sebelumnya
Hingga Rabu (28/6/2023), penyelidik dari Kantor Pemeriksa Medis Wilayah Gwinnett Chad Jonson mengatakan bahwa penyebab dan cara kematian masih belum dipastikan karena hasil otopsi ditangguhkan.
Sedangkan ibunda Cathy, Phyllis Weed menolak berkomentar setelah putrinya tewas menginjak semut api.
“Tolong hormati privasi kami,” ucapnya.
Keluarga Weed terkejut dengan peristiwa nahas yang menimpa Cathy yang begitu mendadak tersebut.
“Sementara nyawa Cathy diambil terlalu cepat, orang-orang yang mengenalnya mengetahui kualitas hidupnya jauh melebihi kuantitasnya,” ungkap keluarga Cathy.
Kerabat lainnya di media sosial mengatakan, kematian Chaty terasa seperti mimpi buruk yang mengerikan, mengingat kontribusinya yang besar di Lawrenceville.
Seorang kerabat keluarga, Kitt Miller menuturkan bahwa satu gigitan semut api bisa memicu reaksi yang cukup fatal pada manusia.
“Satu gigitan semut api sudah cukup membuat syok anafilaksis (reaksi alergi berat dan tiba-tiba),” kata Miller.
Menurut Departemen Pertanian AS, semut api akan menyuntikkan racun menggunakan sengatnya ketika menggigit manusia.
Alergi karena semut api mempunyai gejala seperti gatal dan ruam di area kulit yang tergigit oleh semut.
Kendati kematian akibat gigitan semut api sangat jarang, tetapi hal itu tetap bisa terjadi.