Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Adakah Simetri Alam Semesta?

Kompas.com - 29/06/2023, 19:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MESKI semula sempat diragukan oleh berbagai pihak termasuk saya, namun untuk sementara ini apa yang disebut sebagai simetri telah disepakati untuk hadir pada kenyataan hayati alias biologis.

Simetri sayap kupu-kupu sebenarnya tidak sempurna simetris seperti pada ilmu kimia, fisika dan terutama cabang matematika, yakni geometri yang masih sengit diperdebatkan tentang kebenaran maupun ketidak-benarannya.

Teori matematikal terkait simetri gagasan Evariste Galois belum sempat terbuktikan oleh sang penggagasnya sendiri yang terlanjur wafat secara konyol akibat duel dengan pistol pada tanggal 31 Mei 1832 pada usia 20 tahun.

Pada hakikatnya apabila direkayasa oleh otak dan tangan manusia maka hadirlah simetri secara sempurna sejauh kesempurnaan bisa dibuat oleh manusia yang mustahil sempurna.

Namun konon menurut Prof Ian Stewart, simetri secara alami hadir pada benda fenomenal yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai snowflakes dan di dalam bahasa Indonesia disebut sebagai bunga salju.

Ajaib bahwa setiap bunga salju memiliki pola simetri sendiri dan mandiri yang senantiasa beda dari pola bunga salju lain-lainnya. Tidak ada dua bunga salju yang sama dan sebangun secara sempurna.

Dengan penghitungan campur sari matematikal serta tentu saja kalkulasi geometrikal namun juga fisikal, Ian Stewart sebagai guru besar emiretus ilmu matematika Universitas Warwick yang kebetulan tokoh matematika rekreasional berupaya membuktikan kesempurnaan simetrikal pada bunga salju yang terlalu rumit untuk mampu saya pahami.

Maka pembuktian tersebut tidak saya tulis di dalam naskah ini demi menghindari kekonyolan salah tulis akibat salah paham.

Namun terlepas dari kesimetrian bunga salju sebenarnya sejak masa kanak-kanak saya sudah dihantui oleh sebuah pertanyaan mengenai apakah alam semesta juga simetris.

Jika ternyata tidak simetris, maka pertanyaan saya terjawab sudah. Beres!

Tetapi jika simetris, maka hantu pertanyaan saya makin merajalela gentayangan ke sana ke mari berkembang menjadi pertanyaan mengenai apakah dengan demikian berarti ada galaksi lain di luar galaksi Bima Sakti.

Apakah masih ada galaksi lain yang simetris alias kembaran dengan galaksi di mana planet bumi berada.

Berarti di galaksi lain ada juga kembaran planet bumi yang persis plek sama dengan planet bumi di mana saya kini hidup.

Apakah berarti ada pula mahluk yang lahir-batin persis plek bak kiasan pinang dibelah dua sama dengan saya termasuk persis sama dalam mempertanyakan apakah ada simetri pada alam semesta?

Apakah jika ada lalu berarti di galaksi lain ada pula mahluk yang lahir-batin persis plek seperti Anda yang juga sedang membaca naskah mempertanyakan adakah simetri alam semesta ini?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com