Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Campak: Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegahnya

Kompas.com - 11/03/2023, 06:05 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.comCampak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan bisa menular dengan mudah.

Penyakit ini menyerang kulit, sistem pernapasan, dan juga saluran cerna.

Campak atau dapat disebut dengan rubeola biasanya menyerang anak-anak yang ditandai dengan ruam merah di sekujur tubuh.

Namun, tidak menutup kemungkinan bisa dialami oleh orang dewasa yang ditulari melalui droplet atau cipratan air liur.

Lalu apa saja gejala, penyebab, komplikasi, dan cara mencegah campak?

Baca juga: Kasus Campak Merebak, Bisakah Seseorang Terkena Campak Dua Kali?

Gejala campak

Dilansir dari ClevelandClinic, biasanya gejala dan tanda bila seseorang terkena campak muncul 10 hingga 14 hari setelah terpapar virus.

Berikut gejalan yang biasanya terjadi:

  • Demam tinggi.
  • Batuk kering.
  • Pilek.
  • Sakit tenggorokan.
  • Mata meradang (konjungtivitis).
  • Kelelahan yang luar biasa.
  • Nyeri otot.
  • Bintik putih kecil pada mulut dengan bagian tengahnya putih kebiruan.
  • Ruam pada kulit berupa bercak merah yang biasanya dimulai di kepala kemudian. menyebar ke bagian tubuh lainnya.
  • Mata menjadi sensitif terhadap cahaya.

Baca juga: Gejala Campak, Penyakit yang Bisa Dialami Anak-anak hingga Dewasa

Penyebab campak

Ilustrasi penyakit campak, komplikasi campak, apakah penyakit campak berbahaya? Simak penjelasan berikut...Shutterstock/Prostock-studio Ilustrasi penyakit campak, komplikasi campak, apakah penyakit campak berbahaya? Simak penjelasan berikut...

Dikutip dari MayoClinic, penyebab utama seseorang terjangkit penyakit campak adalah penularan melalui air liur orang yang sudah terjangkit.

Ketika seseorang dengan campak batuk, bersin, atau berbicara, cipratan air liur tersebut akan menyebab ke udara di sekitarnya.

Cipratan infeksi dari air liur diperkirakan dapat bertahan di udara selama satu jam.

Selain itu, cipratan air liur itu juga dapat menempel pada barang atau lingkungan sekitarnya.

Bila seseorang menyentuh cipratan itu, makan akan terinfeksi.

Biasanya infeksi terjadi melalui jari yang dimasukkan ke dalam hidung atau saat digunakan untuk mengucek mata.

Baca juga: Kasus Campak Naik 32 Kali Lipat, Ketahui Gejala dan Penularannya

 

Komplikasi campak

Banyak komplikasi penyakit lain yang diakibatkan oleh campak, seperti:

  • Diare dan muntah, sehingga penderita akan kehilangan terlalu banyak air dari tubuh (dehidrasi).
  • Infeksi telinga. Infeksi ini terjadi dikarenakan bakteri yang berkembang karena campak.
  • Bronkitis. Campak dapat menyebabkan iritasi pada tenggorokan sehingga terjadi pembengkakan (radang).
  • Radang paru-paru. Campak umumnya menyebebabkan infeksi pada paru-paru yang disebut dengan pneumonia.
  • Ensefalitis atau peradangan yang terjadi pada otak dikarenakan iritasi yang dihasilkan oleh campak.
  • Masalah kehamilan. Diketahui bahwa campak dapat mengakibatkan masalah pada ibu yang sedang hamil. Hal itu akan berakibat kelahiran prematur, berat badan saat lahir rendah, dan kematian janin.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Penyakit Campak dan Komplikasinya...

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com