Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Chris Hipkins, Pengganti PM Selandia Baru yang Mundur?

Kompas.com - 23/01/2023, 13:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern akan resmi mengundurkan diri pada 7 Februari 2023 nanti.

Sebagai gantinya, Chris Hipkins akan ditunjuk sebagai perdana menteri.

Hipkins menjadi satu-satunya kandidat yang akan memimpin dari Partai Buruh yang berkuasa.

"Saya berharap orang Selandia Baru melihat saya sebagai seseorang yang blak-blakan, tidak takut mengakui kesalahan dan mencela diri sendiri," kata Hipkins pada Sabtu (21/1/2023) usai dirinya dinyatakan terpilih.

Baca juga: PM Selandia Baru Jacinda Ardern Mengundurkan Diri, Apa Alasannya?

Lantas seperti apa profil Chris Hipkins yang akan menggantikan Jacinda Ardern?

Profil Chris Hipkins

Christopher John Hipkins atau Chris Hipkins lahir pada 5 September 1978 di Hutt Valley, Wellington, Selandia Baru. 

Chris menamatkan sekolahnya di Waterloo Primary School, Hutt Intermediate, dan Hutt Valley Memorial College. 

Dia lalu menyelesaikan gelar Bachelor of Arts jurusan Politik dan Kriminologi di Universitas Victoria.

Saat ini dia dikenal sebagai seorang politikus Partai Buruh Selandia Baru dan anggota Kabinet Pemerintahan Partai Buruh Keenam sebagai Menteri Pendidikan, Menteri Gugus Tugas Covid-19, Menteri Pelayanan Masyarakat dan Ketua DPR.

Ia menjabat sebagai anggota parlemen mewakili Remutaka (dulunya bernama Rimutaka) sejak pemilu 2008.

Chris Hipkins merupakan sosok pria berusia 44 tahun dan kerap dikenal dengan julukan Chippy.

Dikutip dari The Guardian, julukan tersebut muncul dari nama panggilan yang berasal dari inisialnya.

Panggilan tersebut juga muncul karena gaya Chris Hippkins yang ceria dan terkesan nyentrik.

Hipkins memiliki reputasi seseorang dengan selera humor tinggi, suka menyindir, dan membuat coretan yang mencela dirinya sendiri.

Dikutip dari EuroNews, sosok Chris Hipkins cukup dikenal di Selandia Baru terutama saat masa-masa pandemi Covid-19.

Dia memiliki peran yang besar dalam manajemen krisis, mengunci perbatasan negara dan membangun reputasi sebagai orang yang berkompeten dalam penanganan virus.

Meski demikian ia sempat menuai kontroversi usai mengatakan orang-orang boleh keluar dan bepergian saat masa penguncian.

Hal ini ia lakukan karena menurutnya pada tahun lalu, orang-orang mulai muak dengan pembatasan pandemi yang keras dan menyebut penutupan perbatasan adalah hal yang sulit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com