KOMPAS.com - Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah seseorang menyentuh atau melebihi nilai 130/80 mmHg.
Beberapa faktor yang memengaruhi kondisi ini, antara lain genetika atau keturunan, gaya hidup sedenter (malas gerak), termasuk pola makan.
Orang yang tekanan darahnya melebihi ambang batas normal berisiko mengalami beberapa gejala, seperti nyeri dada, mimisan, sesak napas, pusing, dan sakit kepala.
Dilansir dari RS Mitra Keluarga, beberapa obat dipakai untuk menurunkan tekanan darah pasien hipertensi, seperti hydrochlorothiazide, angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor, atau angiotensin II receptor blockers (ARBs).
Namun, ternyata tekanan darah bisa diturunkan cukup dengan beberapa kebiasaan sederhana.
Berikut kebiasaan yang bisa dilakukan untuk menurukan tekanan darah, dilansir dari Harvard Medical School:
Baca juga: 5 Manfaat Daun Kenikir, Cegah Diabetes dan Hipertensi
Tidak sedikit orang yang terlalu banyak mengonsumsi natrium hingga tiga kali lipat dari jumlah yang disarankan.
Padahal, asupan natrium yang dianjurkan adalah 1.500 miligram (mg) setiap hari untuk orang yang mengalami tekanan darah tinggi. Ini setara dengan 3/4 sendok teh.
Hal tersebut dikatakan oleh profesor kedokteran asal Harvard Medical School, Dr. Naomi Fisher.
Untuk mencegah asupan natrium yang berlebih, ia menyarankan orang supaya membaca label pada produk makanan sebelum membeli dan mengonsumsinya di rumah.
Terutama, jika orang hendak membeli roti, produk daging yang diawetkan, pizza, daging unggas, sup, termasuk sandwich.
Orang yang jarang bergerak atau berolahraga lebih mungkin terkena hipertensi daripada mereka yang sering beraktivitas fisik.
Namun, tidak perlu terburu-buru berolahraga untuk menurunkan tekanan darah karena yang terpenting adalah niat memulai bergerak secara perlahan-lahan.
Orang disarankan untuk bergerak setidaknya setengah jam dalam lima hari untuk seminggu.