Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Cegah Diabetes Keturunan, Apa yang Harus Dilakukan?

Kompas.com - 16/09/2022, 14:05 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Salah satu yang mungkin dikhawatirkan seseorang yang memiliki ibu, ayah, atau saudara yang terkena diabetes adalah ia akan mengalami kondisi serupa.

Diabetes adalah kondisi kesehatan kronis yang bisa memengaruhi proses tubuh dalam mengubah makanan menjadi energi.

Dikutip dari CDC, pada seseorang yang memiliki diabetes maka tubuhnya tak bisa membuat insulin dengan baik atau tak mampu menggunakan insulin dengan semestinya.

Akibatnya, gula darah akan menumpuk di aliran darah yang lambat laun bisa menyebabkan masalah kesehatan lain seperti penyakit jantung, kehilangan penglihatan dan penyakit ginjal.

Ketika seseorang memiliki riwayat keluarga diabetes, maka ia lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit serupa.

Dikutip dari Everydayhealth, penelitian menunjukkan bahwa memiliki orang tua dengan diabetes meningkatkan risiko terkena penyakit ini sebanyak empat kali lipat bahkan lebih.

“Kita tahu bahwa jika kedua orang tua memiliki diabetes tipe 2, ada sekitar 50 persen risiko bahwa Anda dan saudara Anda dapat memiliki gen yang diturunkan,” kata ahli endokrinologi Edward Hess, MD.

Ia mengatakan ada banyak komponen genetik yang berperan dalam diabetes, karena itu menurutnya ini menjadi alasan mengapa ada prevalensi lebih besar pada beberapa kelompok etnis tertentu terhadap risiko penyakit ini

Lantas bagaimana cara menghindari diabetes keturunan?

Baca juga: Berapa Batas Kadar Gula Darah Rendah? Waspadai Ciri-cirinya!

Cara cegah diabetes keturunan

Meskipun Anda tak bisa mengubah silsilah keluarga Anda, namun ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terkena diabetes.

Sejumlah hal yang bisa dilakukan untuk mencegah diabetes keturunan yakni:

  • Olah raga teratur
  • Mengatur pola makan
  • Pahami risiko diri sendiri

Sebuah studi yang diterbitkan pada Agustus 2017 dalam Primary Care Diabetes sebagaimana dilansir Everydayhealth, menemukan bahwa diet dan olahraga bisa meningkatkan kesehatan jangka panjang pada kerabat penderita diabetes.

Adapun penelitian lain menunjukkan melakukan sekitar 30 menit aktivitas fisik intensitas sedang seperti jalan cepat setiap hari dan menurunkan 7 persen berat badan bisa mengurangi risiko seseorang terkena diabetes 10 tahun kemudian.

Baca juga: 9 Gejala Awal Diabetes Melitus TIpe 2, Sering Tidak Disadari

Efek diabetes sangat beragam sehingga mengetahui cara menurunkan risiko komplikasi diabetes perlu diketahui.Shutterstock/Suriyawut Suriya Efek diabetes sangat beragam sehingga mengetahui cara menurunkan risiko komplikasi diabetes perlu diketahui.

Selain itu, menjaga pola makan dengan makan teratur dan seimbang bisa membantu mendistribusikan gula darah secara merata sehingga tubuh tak perlu bekerja terlalu keras.

Direktur layanan nutrisi di Komunitas Sistem Kesehatan Montefiore Program di Bronx, New York merekomendasikan seseorang bisa menerapkan rutinitas makan tiga kali sehari menggunakan pola makan yang berfokus pada buah dan sayur, di mana dalam satu piring setengah porsinya merupakan buah dan sayur.

Halaman:

Terkini Lainnya

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com