Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona 16 September: Covid-19 Masih Menjadi Ancaman di Afrika | Vaksin Booster Khusus BA.4 dan BA.5

Kompas.com - 16/09/2022, 10:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Jumlah kasus infeksi virus corona di dunia sampai dengan Jumat (16/9/2022) masih menunjukkan adanya peningkatan.

Dikutip dari Worldometers, jumlah kasus infeksi virus corona di dunia ada sebanyak 615.854.199 kasus.

Adapun jumlah mereka yang meninggal ada sebanyak 6.524.678 orang. Sedangkan mereka yang telah sembuh ada sebanyak 595.034.780 orang.

Berikut ini update 10 besar kasus di dunia:

  1. Amerika Serikat: 97.430.411 kasus, 1.078.018 meninggal dunia, dan 93.705.279 sembuh
  2. India: 44.519.705 kasus, 528.250 meninggal dunia, dan 43.941.840 sembuh
  3. Perancis: 34.831.399 kasus, 154.644 meninggal dunia, dan 34.292.243 sembuh
  4. Brasil: 34.610.590 kasus, 685.258 meninggal dunia, dan 33.706.231 sembuh
  5. Jerman: 32.604.993 kasus, 148.728 meninggal dunia, dan 31.849.700 sembuh
  6. Korea Selatan: 24.264.470 kasus, 27.665 meninggal dunia, dan 22.956.225 sembuh
  7. Inggris: 23.554.519 kasus, 189.026 meninggal dunia, dan 23.288.250 sembuh
  8. Italia: 22.114.423 kasus, 176.464 meninggal dunia, dan 21.493.749 sembuh
  9. Jepang: 20.399.933 kasus, 43.177 meninggal dunia, dan 19.415.557 sembuh
  10. Rusia: 20.265.004 kasus, 385.727 meninggal dunia, dan 19.244.856 sembuh

Berikut ini update beberapa kasus Covid-19 di dunia:

Baca juga: WHO Sebut Akhir Pandemi Covid-19 Sudah di Depan Mata, Kapan Status Itu Akan Dicabut?


1. WHO tak lagi sarankan dua terapi antibodi

Dikutip dari Reuters, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tak lagi merekomendasikan penggunaan dua terapi antibodi Covid-19.

Menurut WHO hal ini karena varian baru mungkin telah membuat terapi antibodi menjadi usang.

Dua terapi tersebut adalah Sotrovimab dan Casirivimab-Imdevimab.

Pengujian kedua terapi ini menunjukkan adanya aktivitas klinis terbatas sehingga tak disukai oleh regulator kesehatan AS.

Pada awal pandemi, kedua terapi ini penggunaannya didukung oleh WHO.

Profesor Kedokteran Farmasi King’s College London menilai tindakan WHO sedikit terlambat karena AS telah mempertanyakan efektivitas klinis Sotrovimab sejak Februari lalu.

"Sekarang WHO telah mengeluarkan rekomendasi ini, menarik untuk melihat berapa banyak negara lain yang menyelaraskannya," katanya.

Baca juga: Update Corona 12 September: Xinjiang Kekurangan Makanan | 30.000 Siswa di Hong Kong Putus Sekolah akibat Covid-19

2. Permintaan booster di Jerman rendah

Asosiasi Dokter di Jerman pada Kamis (15/9/2022) mengatakan bahwa permintaan vaksinasi booster Covid-19 di Jerman rendah.

Hal tersebut dikatakan usai para dokter menerima dukungan vaksin yang menarget untuk virus Omicron BA.1

“Kami belum melihat lonjakan permintaan besar beberapa hari setelah kami mulai memvaksinasi BA.1,” ujar Ketua Asosiasi Schleswig-Holstein dikutip dari Reuters.

Halaman:

Terkini Lainnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Tren
Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Tren
Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Tren
Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Tren
Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com