Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona 12 September: Xinjiang Kekurangan Makanan | 30.000 Siswa di Hong Kong Putus Sekolah akibat Covid-19

Kompas.com - 12/09/2022, 08:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Secara bertahap, dunia kini telah mulai beralih dari pandemi menuju endemi Covid-19.

Ini terjadi setelah sebagian besar negara mengumumkan kesiapannya dalam hidup berdampingan dengan virus corona. Kendati demikian, kasus infeksi Covid-19 masih terus dilaporkan.

Kendati demikian, kasus infeksi Covid-19 masih terus dilaporkan.

Berdasarkan catatan Worldometer, kasus virus corona secara global hingga Senin (12/9/2022) adalah sebagai berikut:

  • Kasus positif: 613.369.480
  • Meninggal: 6.516.263
  • Sembuh: 592.291.298

Sementara kasus aktif secara global mencapai 14.886.919 dengan rincian 14.845.300 dalam kondisi ringan dan 41.619 di antaranya kritis.

Baca juga: CEK FAKTA: Benarkah Ratu Elizabeth II Meninggal karena Vaksin Covid-19?

Kasus Covid-19 di Indonesia

Kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, ramai dikunjungi warga untuk berwisata pada akhir pekan, Minggu (11/9/2022).kompas.com/REZA AGUSTIAN Kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, ramai dikunjungi warga untuk berwisata pada akhir pekan, Minggu (11/9/2022).
Di Indonesia, tren kasus masih stagnan di angka ribuan dalam dua bulan terakhir. Hal ini terjadi seiring ditemukannya subvarian Omicron.

Pada Minggu (11/9/2022), Indonesia melaporkan 1.939 kasus Covid-19, terendah dalam dua bulan.

Dengan tambahan itu, total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 6.392.492 dengan 157.770 kematian.

Sebagian besar kasus baru yang dilaporkan berasal dari DKI Jakarta dengan 855 kasus dan Jawa Barat 305 kasus.

Kendati demikian, angka positivity rate Covid-19 di Indonesia masih berada di kisaran 19,37 persen.

Berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kasus di suatu negara dianggap terkendali apabila angka positivity rate berada di bawah 5 persen.

Baca juga: Beda Tren Bahan Makanan Sebelum dan Sesudah Pandemi Covid-19

Kekurangan makanan saat lockdown di China

Para ahli mengatakan ekonomi China terlalu bergantung pada properti.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Para ahli mengatakan ekonomi China terlalu bergantung pada properti.
Pihak berwenang di Xinjiang, China, wilayah yang menjalani penguncian selama sebulan, telah meminta maaf atas kekurangan makanan dan obat-obatan.

Laporan tentang kekurangan dan kondisi sulit di Yili, bagian dari Xinjiang utara, telah beredar di media sosial China selama berhari-hari.

Dikutip dari Japan Times, beberapa postingan yang mengklaim tentang situasi tersebut, juga disensor.

Wakil Gubernur Xinjiang Liu Qinghua mengaku adanya masalah di wilayahnya. Bahkan, ia menyebut penguncian mencegah beberapa akses perawatan kesehatan dan distribusi makanan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

8 Tim yang Lolos Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024, Siapa Saja?

8 Tim yang Lolos Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024, Siapa Saja?

Tren
20 Ucapan dan Twibbon Hari Buruh 1 Mei 2024

20 Ucapan dan Twibbon Hari Buruh 1 Mei 2024

Tren
Wasit VAR Sivakorn Pu-Udom dan Kontroversinya di Piala Asia U23 2024

Wasit VAR Sivakorn Pu-Udom dan Kontroversinya di Piala Asia U23 2024

Tren
Penjelasan PVMBG soal Gunung Ruang Kembali Meletus, Bisa Picu Tsunami

Penjelasan PVMBG soal Gunung Ruang Kembali Meletus, Bisa Picu Tsunami

Tren
100 Gerai KFC Malaysia Tutup di Tengah Aksi Boikot Produk Pro-Israel

100 Gerai KFC Malaysia Tutup di Tengah Aksi Boikot Produk Pro-Israel

Tren
5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

Tren
Apa Itu Identitas Kependudukan Digital (IKD)? Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Apa Itu Identitas Kependudukan Digital (IKD)? Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Tren
AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya, Ahli dan Kemenkes Buka Suara

AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya, Ahli dan Kemenkes Buka Suara

Tren
Studi: Mengurangi Asupan Kalori Diyakini Bikin Umur Lebih Panjang

Studi: Mengurangi Asupan Kalori Diyakini Bikin Umur Lebih Panjang

Tren
10 Rekomendasi Ras Anjing Ramah Anak, Cocok Jadi Peliharaan Keluarga

10 Rekomendasi Ras Anjing Ramah Anak, Cocok Jadi Peliharaan Keluarga

Tren
Terjadi Penusukan WNI di Korea Selatan, 1 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Terjadi Penusukan WNI di Korea Selatan, 1 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Tren
Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Tren
Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Tren
Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa 'Kerja' untuk Bayar Kerugian

Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa "Kerja" untuk Bayar Kerugian

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com