Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hubungan China dan AS Memanas, Hikmahanto: AS Sebaiknya Meminta Maaf

Kompas.com - 04/08/2022, 11:25 WIB
Taufieq Renaldi Arfiansyah,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hubungan China dan Amerika Serikat (AS) kembali berpotensi berada di titik kritis.

Kondisi memanas setelah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi melakukan kunjungan ke Taiwan pada Selasa (2/8/2022).

Dalam kunjungannya, Pelosi mengungkapkan jika AS berkomitmen untuk memberi dukungan atas demokrasi di Taiwan dan mengkritik China atas ketegangan dua negara itu.

Ketegangan antara China dan Taiwan telah mengancam perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan selama 25 tahun.

“Kami tidak bisa berdiam diri saat CCP (Partai Komunis China) mengancam Taiwan dan demokrasi itu sendiri,” kata Pelosi dikutip dari Reuters, Rabu (3/8/2022).

Baca juga: China Ngamuk, Ketua DPR AS yang Kunjungi Taiwan Tak Ambil Pusing

Kemarahan China

Kedatangan delegasi AS ke Taiwan membuat China murka, karena China menganggap Taiwan merupakan bagian dari wilayahnya.

Militer China mengumumkan latihan udara dan laut bersama di dekat wilayah Taiwan dengan menguji peluncuran rudal konvensional di laut timur Taiwan.

Bahkan pesawat-pesawat temput China berdengung di Selat Taiwan sebelum kedatangan para delegasi AS.

Amerika Serikat memperingatkan China agar tidak menggunakan kunjungan itu sebagai dalih untuk melakukan aksi militer terhadap Taiwan.

"Kunjungan delegasi kongres kami ke Taiwan menghormati komitmen teguh Amerika untuk mendukung demokrasi Taiwan yang semarak," ujar Pelosi.

Baca juga: Rangkuman Kunjungan Pelosi ke Taiwan: China Memanas, Pelosi Kian Gencarkan Dukungan

Pendapat ahli

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana beranggapan bahwa China berpotensi melancarkan serangan ke Taiwan.

Hal tersebut terjadi karena respons China terhadap kunjugan AS di Taiwan yang masih dianggap sebagai wilayahnya.

"Sama seperti Rusia melancarkan special military operation (ke Ukraina)," kata Hikmahanto kepada Kompas.com, Kamis (4/8/2022).

Menurut Hikmahanto, dasar yang digunakan China adalah menjaga integritas teritorial China, di mana Taiwan melakukan pemberontakan dan memisahkan diri dari China.

"Serangan China akan dikualifikasikan sebagai tindakan polisionil terhadap wilayahnya yang hendak memberontak," jelas Hikmahanto.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com