Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Deteksi Dini Penyakit Talasemia

Kompas.com - 12/05/2022, 21:04 WIB
Alinda Hardiantoro,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit talasemia merupakan penyakit yang diturunkan atau kelainan genetik.

Penyakit ini menyerang sel darah merah di mana terdapat kelainan dalam sel darah merah yang menyebabkan penderita harus terus menjalani transfusi darah sepanjang usianya.

Dilansir dari CDC, penyakit talasemia disebabkan lantaran tubuh tidak membuat cukup protein yang disebut hemoglobin. Hemoglobin (Hb) merupakan bagian penting dari sel darah merah.

Ketika hemoglobin tidak cukup, sel darah merah dalam tubuh tidak berfungsi dengan baik sehingga hanya bertahan dalam waktu yang singkat.

Akibatnya, sel darah merah yang beredar di aliran darah akan lebih sedikit.

Baca juga: Gejala Kolesterol dan Asam Urat, Apa Saja?

Talasemia di Indonesia

Menurut data dari Yayasan Talasemia Indonesia, kasus talasemia di Indonesia terus mengalami peningkatan. Sejak 2012, sebanyak 4.896 kasus hingga Juni.

Angka tersebut mengalami kenaikan hingga dua kali lipat, yakni 10.973 kasus pada 2021.

Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, data BPJS Kesehatan 2020 menunjukkan beban pembiayaan kesehatan sejak 2014-2020 terus meningkat.

Pengobatan talasemia menempati posisi ke-5 di antara penyakit tidak menular setelah penyakit jantung, gagal ginjal, kanker dan stroke, yaitu 2,78 triliun pada 2020.

Baca juga: Penyakit Mulut dan Kuku Tak Menular ke Manusia, Hewan yang Terdampak Aman Dikonsumsi?

Penyakit talasemia dapat diturunkan dari perkawinan antara dua orang pembawa sifat.

Seorang pembawa gen talasemia secara kasat mata terihat sehat dan tidak bergejala. Namun, pembawa gen tersebut dapat diketahui membawa penyakit thalasemia melalui pemeriksaan darah dan analisis hemoglobin.

Kendati dapat diturunkan, penyakit talasemia dapat dicegah melalui deteksi dini.

Baca juga: Talasemia, Kelainan Darah yang Diturunkan secara Genetik dari Orangtua

Deteksi dini penyakit talasemia

Masih dari sumber yang sama, deteksi dini penyakit talasemia dapat dilakukan melalui pemeriksaan riwayat penyakit keluarga.

Keluarga dengan gejala anemia, pucat, lemas, riwayat transfusi darah berulang serta pemeriksaan darah hematologi dan Analisa Hb perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui riwayat penyakit talasemia.

Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Elvieda Sariwati mengatakan, deteksi dini bertujuan untuk mengidentifikasi pembawa sifat talasemia agar tidak terjadi perkawinan sesama pembawa sifat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com