KOMPAS.com - Perubahan dan penurunan fungsi tubuh senantiasa mengiringi bertambahnya usia seseorang.
Salah satu perubahan yang terjadi saat memasuki usia senja adalah gangguan pendengaran atau yang biasa disebut presbikusis.
Dilansir dari National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (NIDCD), setidaknya satu dari tiga lanjut usia (lansia) usia 65-75 tahun mengalami gangguan pendengaran.
Bahkan, lansia usia 75 tahun tak sedikit yang mengalami kehilangan kemampuan mendengar.
Kondisi demikian, bisa dikarenakan faktor keturanan maupun faktor lain seperti paparan suara yang terlalu keras.
Baca juga: Tips Mendapatkan Tidur Berkualitas bagi Lansia
Berikut faktor-faktor yang berkontribusi pada gangguan pendengaran lansia, sebagaimana dikutip Medline Plus:
Baca juga: Kasus Kematian akibat Covid-19 di Indonesia Masih Tinggi, Lansia Mendominasi
Munculnya gangguan pendengaran merupakan bagian dari proses penuaan, sehingga tidak bisa dicegah.
Namun, lansia bisa mengupayakan agar proses penuaan ini tidak berlangsung lebih cepat. Untuk itu, ada beberapa cara mencegah gangguan pendengaran pada lansia.
Berikut caranya:
Penyebab utama kehilangan pendengaran adalah paparan suara keras dalam jangka panjang. Oleh karenanya, sebisa mungkin jauhi suara-suara keras.
Adapun tingkat kebisingan dinyatakan dalam satuan desibel (dB). Semakin tinggi angkanya dalam dB, semakin keras pula tingkat kebisingannya.
Dilansir dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), paparan suara keras di atas 70 dB dalam jangka waktu lama bisa mulai merusak pendengaran.
Sementara suara keras di atas 120 dB, bisa menyebabkan kerusakan langsung pada telinga.
Lansia sebisa mungkin hindari suara-suara mesin cuci, sepeda motor, musik dengan volume penuh pada ponsel, dan suara sirene dalam jarak dekat.
Pasalnya, suara-suara tersebut memiliki tingkat kebisingan 70 dB hingga 120 dB yang bisa memicu gangguan pendengaran pada lansia.
Baca juga: Berapa Lama Durasi Olahraga untuk Lansia?