Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Don't Cry For Me Ukraine

Kompas.com - 28/02/2022, 07:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Suatu saat, di sebuah padang rumput yang tinggi, di mana domba dan anak-anaknya digembalakan, seekor elang sedang terbang memutar dan menatap anak domba dengan pandangan lapar.

Dan saat ia akan turun dan memangsa incarannya, elang yang lain muncul dan terbang di atas anak domba dengan pandangan penuh minat.

Lalu kedua elang itu mulai berkelahi dan memenuhi langit dengan teriakan mereka.

Dan si domba menengadah dengan terkesima. Ia berbalik ke arah anaknya dan berkata:

“Betapa anehnya, Anakku, bahwa dua burung yang terhormat ini harus saling menyerang. Tidakkah langit cukup luas untuk mereka berdua? Berdoalah, sayangku, berdoalah pada Tuhan agar kedamaian datang pada saudara-saudaramu yang bersayap.”

Dan anak domba berdoa dalam hati.

Kahlil Gibran begitu rancak menceritakan nafsu angkara perang antara dua ekor burung elang dalam karyanya “Perang dan Bangsa-Bangsa Kecil”.

Ketika elang akan mencari mangsa domba-domba kecil, ternyata para elang terlebih dulu disibukkan dengan bertarung di antara sesama mereka.

Tidak ada frasa kalah atau menang dalam sebuah perang. Semua bisa mengklaim menang atau kalah menurut versinya masing-masing.

Perang hanyalah menunda sebuah persoalan yang jauh lebih besar, yakni hilangnya martabat kemanusian.

Membayangkan perang antara Rusia dengan Ukraina yang terjadi sekarang ini, seperti menggambarkan betapa rentannya perdamaian dan kelanggengan nilai-nilai demokrasi yang telah diruwat dan dirawat selama ini.

Kemerdekaan yang diperoleh Ukraina usai bubarnya Uni Sovyet menjadi “muspro” ketika “elang” yang bernama Rusia ingin mencaplok kembali kedaulatan Ukraina.

Ketika elang Rusia menyergap Ukraina, bersegeralah “elang-elang” yang lain bernama Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman serta anggota NATO lainnya siap berduel.

Belum lagi elang Rusia bisa mengajak Chechna dan China di gerombolan yang sama.

Perang juga mengajarkan kepada kita semua, betapa kemusnahan menjadi keniscayaan. Perang tidak mengenal sekat agama, suku dan batas teritori.

Chechnya membantu Rusia, sedangkan Turki malah berpihak ke Ukraina.

Perang begitu absurb. Perang bisa melumat siapa saja. Nilai-nilai kemanusian menjadi rapuh, serapuh nafsu kekuasaan yang berkelindan dengan aneka kepentingan.

Jika dalam konteks kebangsaan, saya begitu risau dan galau dengan nasib 154 warga Indonesia yang tengah bergulat dalam ketidakpastian di Kiev, Odessa serta kota-kota yang lain di Ukraina.

Saya begitu sulit membayangkan kegamangan mereka di tengah kecamuk perang yang membabi buta. Saya sedih dengan ketersediaan pasokan pangan dan minum untuk mereka.

Sulit membayangkan proses evakuasi dari posisi safehouse di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kiev dan safehouse lainnnya menuju tapal batas di Polandia dan Rumania.

Sementara arsenal dan pesawat-pesawat Rusia memborbardir setiap jengkal tanah di Ukraina tanpa pandang bulu.

Belum lagi warga sipil Ukraina juga telah dipersenjatai sehingga konflik semakin meluas.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Tren
6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

Tren
Istri Bintang Emon Positif 'Narkoba' Usai Minum Obat Flu, Kok Bisa?

Istri Bintang Emon Positif "Narkoba" Usai Minum Obat Flu, Kok Bisa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com