Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Catatan Menjelang Natal

Kompas.com - 24/12/2021, 14:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA tahun 1964 saya duduk di kelas 1 SMA di Jakarta. Ketika itu para pelajar di SMA harus memilih tambahan 1 bahasa asing selain Bahasa Inggris.

Yang tersedia adalah Bahasa Jerman dan atau Perancis. Kebetulan kelas saya memilih Bahasa Jerman.

Hari pertama pelajaran Bahasa Jerman, masuk ke dalam kelas kami seorang guru Bahasa Jerman yang masih muda.

Beliau baru saja kembali dari memperdalam Bahasa Jerman di Jerman atas bea siswa Goethe Institut, kalau tidak salah.

Penjelasan awal dari Pak Guru bahwa kelas akan menerima pelajaran Bahasa Jerman yang merujuk kepada buku deutsche sprache für ausländer.

Berikutnya ditekankan oleh beliau bahwa Bahasa Jerman jauh lebih mudah dari pada Bahasa Inggris.

Saya masih ingat Sang Guru berkata bahwa dalam Bahasa Jerman vocal dibaca sesuai dengan abjadnya. Tidak seperti dalam Bahasa Inggris i dibaca ai.

Dalam Bahasa Jerman i dibaca i dan seterusnya kecuali ei harus dibaca ai dan eu dibaca oi.

Hari pertama belajar Bahasa Jerman, sang guru “hanya” mengajak para murid untuk bernyanyi.

Namun yang dinyanyikan adalah lagu Malam Kudus yang sudah sangat dikenal oleh hampir semua orang.

Sebagai pengantar diceritakan terlebih dahulu bahwa lagu Malam Kudus, aslinya adalah merupakan ciptaan Josephus Franciscus Mohr dan Franz Xaver Gruber pada tahun 1818.

Walaupun text aslinya Bahasa Jerman, namun sang pencipta lagu adalah berkebangsaan Austria.

Sebenarnya sang Guru mengajak murid membaca Bahasa Jerman. Namun agar tidak merasa bosan, maka membaca Bahasa Jerman dilakukan sambil bernyayi.

Bernyanyi lagu yang memang sudah populer, yaitu lagu Malam Kudus namun dengan lirik aslinya dalam Bahasa Jerman.

Sebuah metoda yang cerdas, semua murid turut menyanyikan lagu dengan lirik Bahasa Jerman, yaitu Stille Nacht Heilige Nacht.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaran Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaran Mei 2024

Tren
Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Tren
Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com