Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Ketua Umum PBNU 2021-2026, Ini Profil Yahya Cholil Staquf

Kompas.com - 24/12/2021, 13:43 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya resmi terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026.

Gus Yahya terpilih usai meraih 337 suara, unggul atas Said Aqil Siradj selaku petahana yang memperoleh 210 suara dalam Muktamar ke-34 NU di Lampung, Jumat (24/12/2021).

"Dari 548 suara yang masuk untuk Said Aqil 210, untuk Yahya Cholil Staquf 337 dan satu suara batal," ujar pimpinan sidang dari tayangan YouTube TVNU Televisi Nahdlatul Ulama, Jumat.

"Jadi suara terbanyak Gus Yahya," lanjutnya.

Baca juga: Profil KH Miftachul Akhyar, Rais Aam PBNU Periode 2021-2026

Berikut profil dan sepak terjang Gus Yahya:

Profil KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya)

KH Yahya Cholil Staquf atau yang akrab disapa Gus Yahya lahir di Rembang, Jawa Tengah, 16 Februari 1966.

Sebelum ditetapkan sebagai ketua umum, Gus Yahya menjabat sebagai Katiba Aam PBNU.

Pada era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Gus Yahya dipercaya menjadi juru bicara presiden.

Pada 2018, ia juga diangkat menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) oleh Presiden Joko Widodo.

Dikutip dari Harian Kompas, 11 November 2000, Gus Yahya masih keponakan Gus Mus atau KH Mustofa Bisri.

Baca juga: Profil 4 Bakal Calon Ketua Umum PBNU

Gus Yahya terbiasa dengan tradisi pesantren NU

Katib Aam (demisioner) PBNU, Gus Yahya saat konferensi pers di UIN Radin IntanKOMPAS.COM/TRI PURNA JAYA Katib Aam (demisioner) PBNU, Gus Yahya saat konferensi pers di UIN Radin Intan

Sejak kecil, Gus Yahya terbiasa dengan tradisi pesantren NU.

Dari pesantren di kampungnya di Rembang, ia berkelana ke pesantren-pesantren di Yogyakarta.

Di kota pelajar itu pula Gus Yahya menuntut ilmu pengetahuan di SMP, SMA, dan menyelesaikan sarjana bidang sosial politik di Unversitas Gadjah Mada (UGM).

Setelah satu tahun belajar di Mekkah, Arab Saudi (1996-1997), ia kembali ke kampungnya dan mengajar di pesantren.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com