Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Mural Tertua di Dunia di Maros, Sulawesi Selatan, Terancam Musnah

Kompas.com - 14/10/2021, 09:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEMENTARA Indonesia dihebohkan aneka ragam berita tentang mural yang disukai rakyat untuk mengungkap unek-unek tapi tidak disukai penguasa agar rahasia kebusukannya tidak terbongkar maka dunia dihebohkan oleh berita tentang mural tertua di dunia terancam musnah gegara perubahan iklim.

Terancam musnah

Terberitakan bahwa dari hari ke hari kondisi lukisan mural di dinding gua kawasan pegunungan kapur Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan yang konon sudah berusia lebih dari 40ribu tahun makin memburuk.

Mural tertua di dunia itu terancam musnah akibat lekang digerogoti zaman gegara perubahan iklim yang akhir-akhir ini makin merusak kelestarian planet bumi.

Baca juga: Lukisan Gua Tertua di Sulawesi Terancam Rusak, Ilmuwan Ungkap Kondisinya

Dapat diyakini bahwa berita buruk tersebut pasti dibantah oleh mereka yang tidak percaya tentang ancaman perubahan iklim maka gigih mengedepankan pembangunan infrastruktur sebagai yang terpenting di atas segala-galanya bagi peradaban seperti misalnya Donald Trump.

Namun bagi para pemerhati pembangunan berkelanjutan yang telah disepakati para anggota PBB termasuk Indonesia sebagai pedoman pembangunan planet bumi abad XXI di samping juga para pencinta warisan kebudayaan, dapat diyakini bahwa berita tentang lukisan mural gua tertua di dunia terancam musnah merupakan berita yang jauh lebih penting diperhatikan oleh seluruh umat manusia ketimbang melarang mural demi mempertahankan kekuasaan penguasa.

Warisan peradaban

Di samping terus gigih konsisten dan konsekuen berjuang mengurangi pengaruh campur-tangan manusia yang mempercepat proses perubahan iklim perlu juga perhatian Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek Republik Indonesia membentuk lalu menugaskan Tim Penyelamat Mural Gua Maros-Pangkep untuk meneliti on the spot tentang kebenaran berita heboh itu.

Syukur Alhamdullilah jika ternyata hoaks. Namun jika benar maka wajib segera disepakati bersama mengenai apa saja yang bisa dilakukan demi menyelamatkan lukisan dinding gua tertua di Maros Pangkep yang jauh lebih tua ketimbang mural The Last Supper mahakarya Leonardo dan Vinci di Milan apalagi mural mahakarya Diego Riviera di Ciudad de Mexico.

Adalah jelas merupakan tanggung jawab pemerintah Indonesia untuk menyelamatkan warisan peradaban mahadahsyat leluhur kakek-nenek moyang bangsa Indonesia yang tak ternilai tinggi nilai dan harganya.

Menyelamatkan mural di dinding gua Maros-Pangkep pada hakikatnya tidak kalah penting ketimbang membangun rel kereta api cepat Jakarta-Bandung atau memindahkan Ibukota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com