Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Kapal Perang China di Laut Natuna, Ini Respons TNI AL

Kompas.com - 17/09/2021, 11:00 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), bersiaga terkait adanya laporan 6 kapal China yang berada di laut Natuna Utara sejak Senin (13/9/2021).

Sejumlah video yang diambil nelayan, terlihat ada enam kapal China berada di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia, pada koordinat 6.17237 lintang utara dan 109.01578 bujur timur.

Berdasarkan pasal 9 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, tugas TNI matra laut di bidang pertahanan wajib menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah laut yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi.

“Mengacu pada undang-undang tersebut, TNI AL dalam hal ini Koarmada I melaksanakan tugas mengamankan perairan Laut Natuna Utara, dalam mengamankan laut Natuna utara dituntut kehadiran KRI selalu ada 1 X 24 jam di wilayah tersebut,” kata Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I, Laksamana Muda TNI Arsyad Abdullah, S.E., M.A.P., dari keterangan yang diterima Kompas.com, Jumat (17/9/2021).

Baca juga: Tak Boleh Diseduh dan Minum Langsung, Ini 4 Fakta tentang Kental Manis

Kapal TNI AL yang dikerahkan

Demi mengamankan Laut Natuna Utara, TNI AL mengerahkan 5 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI).

KRI tersebut beroperasi secara bergantian. Paling tidak ada 3 atau 4 KRI berada di laut sementara lainnya melaksanakan bekal ulang, sehingga dapat memantau kapal-kapal yang kemungkinan memasuki perairan Indonesia.

“Bahwa sikap TNI AL di Laut Natuna Utara sangat tegas melindungi kepentingan nasional di wilayah yurisdiksi Indonesia sesuai ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi sehingga tidak ada toleransi terhadap berbagai bentuk pelanggaran di Laut Natuna Utara," tutur Arsyad.

Arsyad dan pasukannya akan berada di Natuna melakukan patroli udara guna memastikan secara langsung patroli KRI di Laut Natuna Utara.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Teroris Noordin M Top Tewas di Solo

Nelayan takut

Sejumlah nelayan di Kepulauan Riau, ketakutan melihat enam kapal China mondar-mandir di Laut Natuna Utara, sejak Senin (13/9/2021).

Dari 6 kapal China yang terpantau, kapal yang terlihat paling jelas adalah kapal destroyer Kunming-172.

Kapal itu terlihat jelas di antara riak gelombang air laut. Warna abu-abu khas tampak jelas tak terhalang. Namun, tidak ada kontak mereka dengan para nelayan yang memancing.

Ketua Aliansi Nelayan Natuna Hendri mengatakan keberadaan kapal ini membuat nelayan takut.

”Nelayan merasa takut gara-gara ada mereka di sana, apalagi itu kapal perang. Kami ingin pemerintah ada perhatian soal ini supaya nelayan merasa aman saat mencari ikan,” kata Hendri, seperti diberitakan Harian Kompas, Kamis (16/9/20210).

Ancaman kapal China di Laut Natuna Utara mulai menguat sejak akhir Agustus 2021. Selain enam kapal kemarin, kapal survei Haiyang Dizhi-10 juga berulang kali terpantau satelit melintas zig-zag dikawal sejumlah kapal penjaga pantai China.

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan agar Varian Corona Mu, Lambda, dan C.1.2 Tak Masuk Indonesia?

Pertama kali terjadi

Ketua Centre for Chinese Studies Rene L Pattiradjawane mengatakan bahwa kejadian ini merupakan pertama kalinya kapal destroyer China terpantau di Laut Natuna Utara.

Berdasarkan konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) 1982, mengatur dengan jelas bahwa kapal militer suatu negara tidak boleh berpatroli di ZEE negara lain.

Rene menyarankan agar pemerintah Indonesia perlu secara tegas menanyakan maksud China mengirim kapal perang itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com