Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: 16 September 1932, Gandhi Mulai Aksi Mogok Makan

Kompas.com - 16/09/2021, 09:15 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 89 lalu, tepatnya 16 September 1932, Mahatma Gandhi memulai mogok makan di selnya, Penjara Yerwada, Pune.

Aksi mogok makan itu dilakukan sebagai bentuk protes kebijakan Pemerintah Inggris untuk memisahkan sistem pemilihan India berdasarkan kasta.

Melansir History, Gandhi bekerja sepanjang hidupnya untuk menyebarkan perlawanan pasifnya ke seluruh India dan dunia.

Pada 1920, konsep Gandhi tentang Satyagraha (menuntut kebenaran) membuatnya menjadi sosok yang sangat berpengaruh bagi jutaan pengikutnya.

Gandhi dipenjara oleh Pemerintah Inggris dari 1922-1924. Ia menarik diri dari aksi politik untuk sementara waktu selama tahun 1920-an.

Akan tetapi, ia kembali pada 1930 dengan kampanye pembangkangan sipil yang baru. Aksi ini kembali membawanya ke penjara, meski hanya sebentar.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tupac Shakur Meninggal Dunia akibat Luka Tembak

Pasalnya, Inggris membuat konsesi atas tuntutan Gandhi dan mengundangnya untuk mewakili Partai Kongres Nasional India pada konferensi meja bundar di London.

Setelah kembali ke India pada Januari 1932, Gandhi tidak membuang waktu untuk memulai kampanye pembangkangan sipil lainnya.

Untuk kesekian kalinya, Gandhi kemudian dipenjara karena aksi pembangkangan itu.

Mogok makan

Delapan bulan kemudian, Gandhi mengumumkan akan memulai "puasa sampai mati" untuk memprotes dukungan Inggris terhadap konstitusi India yang baru.

Konstitusi baru itu memberikan kasta terendah (kasta tak tersentuh) di India untuk memiliki representasi politik mereka sendiri dalam jangka waktu 70 tahun.

Bagi Gandhi, hal itu merupakan sebuah ketidakadilan. Ia tetap menganjurkan emansipasi tak tersentuh yang disebut Harijan atau "anak-anak Tuhan".

"Ini adalah kesempatan yang diberikan Tuhan dan telah datang kepada saya," kata Gandhi dari sel penjaranya di Yerovda.

Ia mengaku, aksinya merupakan pengorbanan terakhirnya kepada kelompok yang tertindas.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Tanjung Priok Renggut 24 Nyawa

Puasa enam harinya berakhir setelah Pemerintah Inggris menerima syarat-syarat utama penyelesaian antara kasta yang lebih tinggi India dan kasta tak tersentuh yang membalikkan keputusan pemisahan.

Saat India perlahan bergerak menuju kemerdekaan, pengaruh Gandhi terus tumbuh.

Gandhi sadar, mogok makan sebagai metode perlawanan membuat Pemerintah Inggris tidak akan mampu menahan tekanan dari perhatian publik terhadapnya.

Pada 12 Januari 1948, Gandhi melakukan puasa terakhirnya di New Delhi untuk membujuk umat Hindu dan Muslim di kota itu agar bekerja menuju perdamaian.

Pada 30 Januari 1948, kurang dari dua minggu setelah mengakhiri aksi mogok makannya, Gandhi dibunuh oleh seorang ekstremis Hindu dalam perjalanannya ke pertemuan doa malam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com