KOMPAS.com - Semenjak anak usia bayi, Anda sudah bisa menakar tinggi badannya sesuai dengan potensi genetik dari kedua orang tuanya.
Mengetahui anak bisa berkembang maksimal adalah keinginan setiap orang tua. Itulah sebabnya twit dari dokter RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Kurniawan Satria Denta, pada Sabtu (6/3/2021), dibanjiri komentar-komentar yang positif.
Malam minggu gini enaknya sama pasangan itung potensi tinggi anak deh. bakal bisa setinggi apa mereka ketika gede nanti. Kalo anaknya cewek totalin TB kalian bedua (cm) kurangi 13 dibagi 2. Kalo cowok, total TB kalian tambah 13 dibagi 2. Gampang to.. Coba share dapetnya berapa.????
— K. S. Denta (@sdenta) March 6, 2021
Dalam dunia medis, penghitungan tinggi badan anak dilakukan demi bisa memantau tumbuh kembang anak secara normal sesuai dengan kurva pertumbuhan anak.
Kurva ini sendiri, disusun berdasarkan penelitian yang dilakukan pada anak-anak usia tumbuh kembang dari seluruh pojok dunia.
Nah, ketika diketahui pertumbuhan tinggi badan anak sesuai dengan kurva yang semestinya, maka tak akan ada masalah. Akan timbul masalah jika pertumbuhan tinggi badan anak tak sesuai kurva usia yang ada.
"Dari sini, bisa ditarik kesimpulan ada yang salah dengan si anak. Bisa jadi soal permasalahan nutrisi atau kesehatannya," begitu papar dokter yang kerap disapa Denta ini kepada Kompas.com, Senin (8/3/2021).
Baca juga: Mengenal Stunting dan Efeknya pada Pertumbuhan Anak
Untuk menakar atau memperkirakan tinggi potensi genetik anak, bisa dilakukan dengan cara yang mudah.
Untuk anak laki-laki, silahkan menjumlahkan tinggi badan si ayah dan si ibu, ditambah 13, kemudian dibagi dua.
Sedangkan untuk anak perempuan, tambahkan tinggi badan ayah dan ibu, kurangi 13, kemudian dibagi dua.
"Standar deviasinya adalah plus 8,5 cm atau minus 8,5 cm. Jadi titik akuratnya ada di antara angka tersebut."
Menurut Denta, ada banyak faktor yang bisa memengaruhi tinggi badan anak.
Pertama, tentu saja adalah faktor genetik yang menyumbang peranan 50% hingga 60%. Jadi ketika si ayah dan si ibu bertubuh tinggi, besar kemungkinan si anak juga akan memiliki tubuh yang tinggi.
Kedua, adalah nutrisi dan hormonal. Jika nutrisi bagus dan perkembangan hormonal bagus, maka pertumbuhan tinggi badan anak akan maksimal.
Sebaliknya, jika anak kurang salah satu asupan nutrisi seperti zat besi atau kalsium, maka pertumbuhan tulang dan ototnya juga akan terganggu.
Baca juga: Awas, Kekurangan Zat Besi Memengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Ketiga, adalah masalah lingkungan, dalam hal ini asah asih asuh. Anak yang dibiarkan minim aktivitas fisik, biasanya pertumbuhan tulang dan ototnya tak akan maksimal.