Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menakar Tinggi Badan Anak Sesuai Potensi Genetik Kedua Orang Tuanya

Kompas.com - 08/03/2021, 14:30 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Semenjak anak usia bayi, Anda sudah bisa menakar tinggi badannya sesuai dengan potensi genetik dari kedua orang tuanya.

Mengetahui anak bisa berkembang maksimal adalah keinginan setiap orang tua. Itulah sebabnya twit dari dokter RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Kurniawan Satria Denta, pada Sabtu (6/3/2021), dibanjiri komentar-komentar yang positif.

Dalam dunia medis, penghitungan tinggi badan anak dilakukan demi bisa memantau tumbuh kembang anak secara normal sesuai dengan kurva pertumbuhan anak.

Kurva ini sendiri, disusun berdasarkan penelitian yang dilakukan pada anak-anak usia tumbuh kembang dari seluruh pojok dunia. 

Nah, ketika diketahui pertumbuhan tinggi badan anak sesuai dengan kurva yang semestinya, maka tak akan ada masalah. Akan timbul masalah jika pertumbuhan tinggi badan anak tak sesuai kurva usia yang ada.

"Dari sini, bisa ditarik kesimpulan ada yang salah dengan si anak. Bisa jadi soal permasalahan nutrisi atau kesehatannya," begitu papar dokter yang kerap disapa Denta ini kepada Kompas.com, Senin (8/3/2021).

Baca juga: Mengenal Stunting dan Efeknya pada Pertumbuhan Anak

Untuk menakar atau memperkirakan tinggi potensi genetik anak, bisa dilakukan dengan cara yang mudah.

Untuk anak laki-laki, silahkan menjumlahkan tinggi badan si ayah dan si ibu, ditambah 13, kemudian dibagi dua.

Sedangkan untuk anak perempuan, tambahkan tinggi badan ayah dan ibu, kurangi 13, kemudian dibagi dua.

"Standar deviasinya adalah plus 8,5 cm atau minus 8,5 cm. Jadi titik akuratnya ada di antara angka tersebut."

Faktor yang menentukan tinggi badan anak

Menurut Denta, ada banyak faktor yang bisa memengaruhi tinggi badan anak.

Pertama, tentu saja adalah faktor genetik yang menyumbang peranan 50% hingga 60%. Jadi ketika si ayah dan si ibu bertubuh tinggi, besar kemungkinan si anak juga akan memiliki tubuh yang tinggi.

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Kedua, adalah nutrisi dan hormonal. Jika nutrisi bagus dan perkembangan hormonal bagus, maka pertumbuhan tinggi badan anak akan maksimal.

Sebaliknya, jika anak kurang salah satu asupan nutrisi seperti zat besi atau kalsium, maka pertumbuhan tulang dan ototnya juga akan terganggu.

Baca juga: Awas, Kekurangan Zat Besi Memengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Ketiga, adalah masalah lingkungan, dalam hal ini asah asih asuh. Anak yang dibiarkan minim aktivitas fisik, biasanya pertumbuhan tulang dan ototnya tak akan maksimal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Tren
Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Tren
Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Tren
Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com