Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cap Go Meh, Sejarah dan Tradisi yang Mengiringinya

Kompas.com - 26/02/2021, 18:00 WIB
Rendika Ferri Kurniawan

Penulis

KOMPAS.com - Tahun Baru Imlek merupakan suatu perayaan penting bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia.

Pada momen itu, tak hanya sembahyang, doa dan harapan yang dipanjatkan untuk menyambut tahun baru, tetapi juga tradisi dan perayaannya yang diperingati dengan suka cita.

Tahun Baru Imlek sejatinya adalah festival musim semi yang digelar oleh para petani China kuno dalam menyambut musim tanam. Imlek diperingati selama 15 hari dan ditutup dengan perayaan Cap Go Meh dengan berbagai tradisi dan perayaan yang menyertainya.

Jika Sin Cia (nama lain dari Imlek) identik dengan sunyi, doa dan keluarga, Cap Go Meh adalah pesta-pesta yang dirayakan secara meriah di jalanan untuk menghibur masyarakat.

Dengan mengundang Barongsai, Liong dan menyalakkan ratusan cahaya lampion, Cap Go Meh menjadi momen yang selalu dinanti-nanti masyarakat. Tak hanya masyarakat Tionghoa, tetapi masyarakat pada umumnya. 

Bagaimana sejarah dari Cap Go Meh ini, dan apa saja tradisi yang mengiringinya?

Baca juga: Cap Go Meh, Serba-serbi Pesta Rakyat

Sejarah Cap Go Meh

Cap Go Meh merupakan dialek Hokkian yang berarti malam ke-15 atau puncak dari Imlek.

Cap artinya sepuluh, Go berarti lima dan Meh yang artinya malam. Sehingga, Cap Go Meh berarti malam ke-15 setelah tahun baru Imlek atau Sin Cia.

Seperti diberitakan Harian Kompas, Kamis (5/2/2004), pada hari ke-15 itu para dewa ke luar dari surga membagi-bagikan keselamatan, kesejahteraan dan nasib baik.

Mereka merayakannya dengan menyalakan lampion, menggelar pertunjukkan Barongsai tonggak dan Liong dan makanan-makanan khas seperti lontong Cap Go Meh.

Diyakini tradisi tersebut berasal dari daratan Cina Selatan yang merupakan asal mayoritas etnis Tionghoa di Indonesia.

Merujuk buku "Hari-hari Raya Tionghoa" yang ditulis oleh Marcus A.S., Cap Go Meh juga disebut sebagai Pesta Goan Shiauw.

Hari ke-15 ini dipercaya sebagai hari lahirnya Goan Shiauw atau juga disebut Siang Goan Thian Koan, yakni roh yang memerintah langit dan bumi.

Akhirnya, Cap Go Meh ini dirayakan sebagai bentuk penghormatan kepada Goan Thian Koan yang dipercaya membawa pengampunan bagi dosa-dosa manusia di bumi.

Di Indonesia, perayaan Imlek ini sempat dilarang dirayakan di depan umum di masa orde baru. Namun, pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid, Imlek boleh dirayakan di muka umum, bakan ditetapkan sebagai hari raya nasional oleh Presiden Megawati Soekarnoputri.

Baca juga: Momen Cap Go Meh, Ini 5 Diskon Menarik yang Dapat Anda Coba

Perayaan Cap Go Meh dulu

Diberitakan Kompas.com, Minggu (9/2/2020), Perayaan ini sudah ada sejak zaman pemerintahan Kaisar Tong Jwee Cong pada 710-712 Masehi.

Cap Go Meh dirayakan besar-besaran dengan mendirikan pohon setinggi 10 kaki yang diperintahkan oleh kaisar. Lilin-lilin itu ditaruh di dalam gelas dan dipasang sebanyak 50.000 buah untuk menerangi pohon yang diberi nama Go San.

Jika di hari-hari biasa, masyarakat dilarang berada di istana, selama perayaan Cap Go Meh, kaisar memperbolehkan rakyatnya mendekati istana.

Mereka akan memadati halaman istana dan membawa lentera Kie An Po Siu Teng yang berarti "datang untuk mohon berkah, selamat dan panjang umur".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com