KOMPAS.com - Saat masuk ke bioskop, biasanya tercium aroma garam dan mentega yang menggoda. Itu berasal dari popcorn atau berondong jagung yang selalu dijual di bioskop.
Sebelum menonton di bioskop, biasanya penonton akan ditawari untuk membeli popcorn atau minuman.
Meski harganya lebih mahal daripada yang dijual di luar bioskop, namun menonton film tanpa popcorn akan terasa kurang.
Awalnya popcorn sempat dilarang dijual di bioskop. Bahkan dulu harganya sangat murah dan disejajarkan dengan cemilan atau snack lainnya.
Lalu bagaimana popcorn bisa dijual di bioskop?
Dilansir Smithsonian, (3/10/2013), sejarah popcorn sangat luas dan ia bersinggungan dengan film-film di masa lalu.
Bioskop dan popcorn adalah sebuah simbiosis rasa dan tempat yang diciptakan untuk menyelamatkan industri bioskop yang masih muda di saat hampir bangkrut selama masa Great Depression pada 1930-an.
Sekitar 8.000 tahun yang lalu, jagung dibudidayakan dari teosinte, rumput liar yang tidak seperti jagung modern yang dikenal sekarang.
Popcorn adalah nama yang umumnya diasosiasikan dengan biji jagung yang mengembang atau berondong.
Tapi sebenarnya popcorn adalah jenis jagung yang dicirikan oleh biji bertepung dengan dinding kernel yang keras.
Itu membantu pembentukan tekanan internal saat diletakkan di atas permukaan yang panas.
Itu adalah salah satu variasi jagung pertama yang dibudidayakan di Amerika Tengah.
"Popcorn pergi ke utara dan selatan, tetapi sejauh yang saya lihat, itu benar-benar hanya bertahan di Amerika Selatan," kata Andrew Smith, penulis Popped Culture: A Social History of Popcorn.
Baca juga: Demi Tiket Bioskop, Berapa Lama Orang Indonesia Harus Bekerja?
Namun di kemudian hari karena perdagangan, pedagang membawa kernel unik itu ke Amerika Utara.
"Kemungkinan besar, pemburu paus Amerika Utara pergi ke Chili, menemukan varietas berondong jagung, mengambilnya, dan mengira bahwa itu lucu, dan membawanya kembali ke New England pada awal abad ke-19," kata Smith.