KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan Lebanon mengumumkan 255 kasus baru virus corona pada Kamis (6/8/2020).
Angka itu menjadi rekor harian tertinggi di Lebanon, ketika rumah sakit sedang kewalahan dalam merawat korban ledakan di Pelabuhan Lebanon.
Mengutip Akhbaralaan, Jumat (7/8/2020), dengan tambahan 255 kasus itu, total angka kasus infeksi di Lebanon menjadi 5.672 kasus.
Dari angka itu, sebanyak 70 orang meninggal dunia.
Pekan lalu, pihak berwenang mengumumkan penguncian sementara dalam dua tahap setelah terjadinya lonjakan kasus Covid-19.
Lonjakan kasus itu terkait dengan kedatangan warga negara Lebanon yang dievakuasi dari luar negeri, seiring pembukaan bandara awal bulan ini.
Tahap kedua dari penguncian seharusnya dimulai pada Kamis (6/8/2020), tetapi dibatalkan karena adanya ledakan di Beirut yang menewaskan 137 orang dan melukai ribuan orang lainnya.
Baca juga: [POPULER TREN] Perjalanan Amonium Nitrat hingga Ada di Beirut, Lebanon
Kondisi itu diperburuk dengan banyaknya tenaga medis yang kelelahan akibat virus corona serta krisis ekonomi yang memberi tekanan pada rumah sakit.
Satu dari dua rumah sakit Beirut yang sebelumnya dikhususkan untuk menangani pasien Covid-19 tak lagi beroperasi setelah ledakan.
Rumah sakit itu kini menampung korban ledakan yang jumlahnya mencapai ribuan orang.
Sekitar 300.000 warga Lebanon kehilangan tempat tinggal akibat ledakan yang dirasakan hingga radius 10 kilometer itu.
Pemerintah masih menyelidiki penyebab utama ledakaan itu. Dugaan kuat sementara adalah kelalaian yang mengakibatkan 2.750 ton amonium nitrat meledak.
Bahan kimia itu disebut telah tersimpan di salah satu gudang pelabuhan selama enam tahun.
Baca juga: Solidaritas Ledakan Beirut, Gedung di Israel Tampilkan Cahaya Lampu Berbentuk Bendera Lebanon
Kapal kargo yang memuat amonium nitrat diketahui tiba di Lebanon pada September 2013 silam.