MENTERI Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati memprediksi gegara pageblug wabah Virus Corona nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat bisa menembus ambang Rp 20.000.
Prediksi Sri Mulyani melampaui patokan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 yang sebesar Rp 14.400 per dolar AS.
Tingkat inflasi tahun ini juga diprediksi melebihi target. Diduga, inflasi 2020 akan mencapai 3,9 persen bahkan 5,1 persen.
Harga minyak mentah Indonesia (ICP) bukan hanya 38 dolar AS per barel bahkan 31 dolar AS. Pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan maksimal 2,3 persen bahkan bisa negatif 0,4 persen .
Dipandang dengan lensa politik mempertahankan kekuasaan, Sri Mulyani bisa dianggap menakut-nakuti masyarakat dengan praduga negatif terhadap ekonomi Indonesia 2020.
Diterawang dengan lensa ekonomi, praduga buruk Menteri Keuangan terbaik di dunia bisa dianggap rawan menimbulkan kepanikan pada masyarakat sehingga berebut memborong dolar Amerika Serikat demi menyelamatkan dana pribadi masing-masing dari kemerosotan nilai rupiah.
Diteropong dengan lensa politik investasi, prediksi buruk tentang ekonomi suatu negara lazimnya secara buruk mempengaruhi semangat para investor untuk menanam modal di negara bersuasana ekonomi buruk.
Memang dipandang dengan menggunakan lensa keduniawian, seorang Menteri Keuangan memprediksi keburukan ekonomi negerinya sendiri rawan menimbulkan kesan negatif, bahkan bisa dikategorikan sebagai subversif.
Namun dipandang dengan lensa spiritual, pada hakikatnya pageblug virus Corona menyadarkan umat manusia bahwa di atas langit masih ada langit.
Prahara Corona menyadarkan umat manusia bahwa di atas kekuasaan manusia yang paling berkuasa masih ada Yang Maha Kuasa.