Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini Dalam Sejarah: Gempa Bumi di Kolombia Tewaskan 1.000 Orang

Kompas.com - 25/01/2020, 07:28 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini, 21 tahun yang lalu, tepatnya 25 Januari 1999,terjadi sebuah gempa bumi di Kolombia. 

Dalam peristiwa ini, setidaknya 1.000 orang tewas dan 4.000 orang lainnya terluka. Sementara, 200.000 orang kehilangan rumahnya.

Palang Merah Kolombia melaporkan bahwa 45.000 rumah rusak atau hancur akibat kejadian ini.

Melansir BBC, gempa bumi ini menjadi gempa terkuat yang pernah menghantam Kolombia selama 16 tahun terakhir. Gempa tersebut berkekuatan 6.0 Skala Richter (SR).

Gempa ini dirasakan di pusat daerah penghasil kopi Kolombia, terutama di ibu kotanya, Bogota.

Setelahnya, ada lebih dari 30 gempa susulan yang tercatat, dengan kekuatan terbesar antara 5,5 SR dan 5,6 SR. Pemerintah Kolombia pun menetapkan 20 wilayah dalam zona bencana. 

Kuatnya gempa tersebut pun meruntuhkan blok-blok menara, hotel-hotel, hingga gereja-gereja yang bersejarah. 

Kebanyakan gedung yang runtuh adalah gedung-gedung tua, memiliki konstruksi buruk, atau yang dibangun di atas tanah yang buruk seperti lokasi pembuangan sampah tua hingga lahan dengan lereng curam.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Elizabeth Blackwell, Dokter Perempuan Pertama di Era Modern

Puluhan orang terjebak

Puluhan orang terjebak di reruntuhan atau terperangkap dalam tanah longsor yang dipicu oleh gempa bumi.

Ribuan orang pun kehilangan tempat tinggal.

Kerusakan terburuk dialami ibu kota regional Armenia dan Pereira.

Di Armenia, sekitar 10 mil atau 17 kilometer ke selatan dari pusat gempa, rumah satu lantai pun hancur.

Insinyur geoseismik Zygmunt Lubkowski mengatakan bahwa hilangnya banyak nyawa akibat gempa ini sebenarnya dapat dicegah jika bangunan dan jembatan telah dipastikan untuk dibangun dengan benar sebelumnya. 

Sebab, kebanyakan gedung-gedung baru yang dibangun setelah standar pembangunan diperkenalkan tahun 1984 tidak rusak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Idul Adha 2024 Tanggal Berapa? Ini Menurut Muhammadiyah dan Pemerintah

Idul Adha 2024 Tanggal Berapa? Ini Menurut Muhammadiyah dan Pemerintah

Tren
Berapa Lama Durasi Jalan Kaki untuk Mengecilkan Perut Buncit?

Berapa Lama Durasi Jalan Kaki untuk Mengecilkan Perut Buncit?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 28-29 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 28-29 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Tanda Kolesterol Tinggi yang Kerap Diabaikan | Bantah Bunuh Vina, Pegi Tetap Diancam Hukuman Mati

[POPULER TREN] Tanda Kolesterol Tinggi yang Kerap Diabaikan | Bantah Bunuh Vina, Pegi Tetap Diancam Hukuman Mati

Tren
Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Tren
Kekuasaan Sejarah

Kekuasaan Sejarah

Tren
Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Tren
Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Tren
Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Tren
Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Tren
Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Tren
Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Tren
Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Tren
Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Tren
Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com