Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Salat Tarawih 8 dan 20 Rakaat

Kompas.com - 15/03/2024, 21:00 WIB
Ini Tanjung Tani,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salat tarawih merupakan ibadah tambahan yang dilakukan umat muslim selama bulan Ramadan.

Salat tarawih hukumnya sunah muakad (diutamakan tetapi boleh tidak dilaksanakan) dan dilakukan setelah salat Isya.

Umumnya, masyarakat muslim di Indonesia melaksanakan salat tarawih 8 rakaat dan ada pula yang 20 rakaat.

Lalu, bagaimana sejarah salat tarawih 8 dan 20 rakaat?

Baca juga: Sejarah Salat Jumat, Dilaksanakan Pertama Kali Tanpa Kehadiran Nabi

Sejarah salat tarawih 8 dan 20 rakaat

Sejarah salat tarawih bermula dari kebiasaan salat malam yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat ketika bulan Ramadan.

Saat itu, belum ada istilah salat tarawih, dan para sahabat hanya menyebutnya qiyamullail (salat yang dikerjakan pada malam hari) Ramadan.

Melansir NU Online, salat tarawih dikerjakan Nabi Muhammad pada tahun kedua Hijriah.

Rasulullah tidak selalu mengerjakannya di masjid bersama para sahabat, terkadang di rumah. Alasannya, Nabi khawatir salat ini akan diwajibkan.

Dari Aisyah ra, "sesungguhnya Rasulullah pada suatu malam salat di masjid, lalu banyak orang salat mengikuti beliau. Pada hari ketiga atau keempat, jemaah sudah berkumpul (di masjid) tapi Rasulullah justru tidak keluar menemui mereka. Pagi harinya Rasulullah berkata, 'Sunguh aku lihat apa yang kalian perbuat tadi malam. Tapi aku tidak datang ke masjid karena aku takut sekali bila salat ini diwajibkan pada kalian" Kejadian itu terjadi pada bulan Ramadan.” (HR Bukhari dan Muslim).

Terkait jumlah rakaatnya, Rasulullah salat tarawih 8 rakaat, dan salat witir 3 rakaat, sehingga jumlahnya 11 rakaat. Hal itu sesuai hadis yang diriwayatkan Abu Salamah.

Baca juga: Sejarah Salat Tahajud dan Keutamaannya

Diriwayatkan dari Abu Salamah, ia pernah bertanya kepada Aisyah ra, “Bagaimana salat Nabi Muhammad di bulan Ramadan?” Aisyah menjawab, “Beliau tidak menambah pada bulan Ramadan dan bulan lainnya lebih dari 11 rakaat: salat 4 rakaat, yang betapa bagus dan lama, lantas salat 4 rakaat, kemudian 3 rakaat. Aku pun pernah bertanya: Wahai Rasulullah, apakah engkau tidur sebelum menunaikan salat witir? Beliau menjawab: “mataku tidur, tapi hatiku tidak.” (HR Bukhari)

Hadis tersebut menerangkan bahwa dalam mengerjakan salat tarawih, Rasulullah melaksanakan sebanyak 8 rakaat, kemudian ditutup salat witir 3 rakaat.

Sejarah salat tarawih 20 rakaat dimulai pada masa Khulafaur Rasyidin, atau setelah Nabi Muhammad wafat.

Khalifah yang mengerjakan salat tarawih 20 rakaat adalah Umar bin Khattab, Khulafaur Rasyidin periode 634 hingga 644.

Pada masa Abu Bakar, salat tarawih dilaksanakan secara sendiri-sendiri (munfarid) atau secara berkelompok 3, 4, dan 6 orang saja, belum dilaksanakan berjemaah secara rutin dengan imam di masjid.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com