Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Salat Tarawih 8 dan 20 Rakaat

Kompas.com - 15/03/2024, 21:00 WIB
Ini Tanjung Tani,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Umumnya sahabat melaksanakan salat tarawih 8 rakaat, kemudian disempurnakan sendiri di rumah.

Baca juga: Sejarah Pembebasan Baitul Maqdis oleh Umar bin Khattab

Baru pada masa Khalifah Umar bin Khattab, terjadi kesepakatan salat terawih dilaksanakan secara berjemaah sejumlah 20 rakaat belum termasuk witir.

Hal itu sesuai hadis yang diriwayatkan oleh Yazid bin Khushoifah dari al-Saib bin Yazid,

“Para sahabat di masa Umar bin Khattab ra melakukan qiyamullail di bulan Ramadan 20 rakaat dengan membaca 200 ayat, sedangkan pada masa Utsman ra, mereka bersandar pada tongkat karena lamanya berdiri.” (HR Al Baihaqi), yang dinilai sahih Imam Nawawi dan mayoritas ulama.

Hadis lain memberikan keterangan yang sama, “Dari Yazid bin Ruman telah berkata, "Manusia senantiasa melaksanakan salat pada masa Umar ra di bulan Ramadan sebanyak 23 rakaat (20 rakaat tarawih, disambung 3 rakaat witir),” (HR Malik).

Kendati demikian, ada pula hadis yang meriwayatkan bahwa Nabi juga sudah melaksanakan salat tarawih 20 rakaat.

"Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far ar-Razi, Ali bin al-Ja’di, Abu Syaibah bin Utsman dari al-Hakam dari Miqsam dari Ibn Abbas, beliau berkata: “Dahulu Nabi SAW melaksanakan salat (tarawih) di bulan Ramadan 20 rakaat dan salat witir.” (HR Ath-Thabrani).

Baca juga: Biografi Nabi Muhammad SAW dari Lahir Hingga Wafat

Imam al-Bujairimi menjelaskan bahwa Rasulullah dan para sahabat hanya melakukan qiyamullail 8 rakaat (di masjid), tetapi setelah itu mereka menyempurnakannya sampai 20 rakaat di rumah masing-masing.

“Memang mereka melakukan di masjid hanya 8 rakaat, akan tetapi mereka menyempurnakan sampai 20 rakaat di rumah masing-masing dengan dalil sesungguhnya para sahabat ketika pulang ke rumah mereka terdengar suara dengungan seperti dengungan lebah. Sesungguhnya Rasulullah hanya melakukan 8 rakaat dalam salatnya dan tidak melakukan 20 rakaat bersama mereka, tidak lain hanya untuk meringankan beban mereka,” (Al-Bujairimi, ‘Ala al-Khatib: 3/472).

Pada dasarnya, salat tarawih tidak dibatasi oleh Rasulullah SAW. Nabi Muhammad hanya melaksanakan 8 rakaat salat tarawih di masjid tidak lain hanya untuk meringankan beban para sahabat.

Salat tarawih 20 rakaat secara berjemaah sepakat dilakukan pada masa Khalifah Umar dan tidak ada seorang sahabat pun yang mengingkarinya, karena mereka tahu bahwa apa yang dilakukan tidak menyalahi sunah.

Baca juga: Sejarah Tarawih 23 Rakaat

Tata cara salat tarawih

Salat Tarawih bisa dilaksanakan sendiri maupun berjemaah, dengan 8 rakaat atau 20 rakaat ditambah witir.

Ketika memilih melaksanakan salat tarawih 8 rakaat dengan 3 rakaat witir, dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

Salat tarawih 4 rakaat salam, sebanyak dua kali, kemudian ditutup 3 rakaat witir sekaligus
Salat tarawih 2 rakaat salam, sebanyak empat kali, kemudian ditutup 3 rakaat witir sekaligus
Salat tarawih 2 rakaat salam, sebanyak empat kali, dan witir 2 rakaat salam ditambah 1 rakaat salam.

Keutamaan salat tarawih

Mengutip zakat.or.id, salat tarawih memiliki banyak manfaat dan keutamaan, di antaranya:

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com