KOMPAS.com - Potongan bob adalah salah satu gaya rambut sangat ikonik dan populer yang telah ada selama beberapa dekade.
Gaya rambut bob muncul pertama kali pada sekitar tahun 1920-an, yakni pasca-Perang Dunia I atau disebut juga dengan era flapper.
Gaya ini menjadi sangat populer di kalangan perempuan yang ingin mengekspresikan kebebasan dan kemajuan sosial.
Baca juga: Sejarah New York Fashion Week, Urusannya dengan Jurnalis
Pada era flapper, para perempuan muda mengekspresikan kebebasan, keberanian, dan kemandirian dalam gaya hidup dan pakaian mereka.
Pada era flapper, banyak perempuan yang memotong rambutnya.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan perempuan pada akhir Perang Dunia I memilih untuk memotong rambut mereka dengan gaya rambut bob, di antaranya:
Perang Dunia I membawa perubahan besar dalam masyarakat, termasuk peran perempuan dalam masyarakat.
Perempuan terlibat dalam pekerjaan dan kegiatan yang sebelumnya dianggap hanya cocok untuk laki-laki.
Hal ini mendorong perempuan untuk mencari cara mengekspresikan kebebasan dan kemandiriannya, termasuk dalam hal gaya rambut.
Selama perang, banyak perempuan yang terlibat dalam pekerjaan industri dan militer, sehingga mereka membutuhkan kenyamanan dan praktisitas.
Gaya rambut bob yang pendek menjadi pilihan praktis karena lebih mudah dirawat dan tidak mengganggu saat para perempuan melakukan pekerjaan fisik.
Potongan rambut bob juga menjadi simbol perubahan sosial dan budaya yang sedang terjadi.
Perempuan yang memilih gaya rambut bob mengekspresikan sikap lebih modern dan berani.|
Mereka menolak konvensi yang kaku dan mengadopsi gaya hidup lebih independen.
Gaya rambut bob juga dipopulerkan melalui budaya populer pada masa itu, termasuk film-film Hollywood dan majalah-majalah mode.
Para selebriti dan ikon mode pada masa itu, seperti aktris Louise Brooks, mempengaruhi gaya rambut dan mode yang diikuti oleh banyak perempuan di dunia.
Baca juga: Sejarah Tukang Cukur Rambut
Dengan demikian, gaya rambut bob pada era flapper bukan hanya tentang gaya, tetapi juga soal perubahan sosial, praktisitas, dan ekspresi diri bagi para peremuan pada masa itu.
Referensi: