KOMPAS.com - Museum Prabu Geusan Ulun beralamat di Jalan Prabu Geusan Ulun No. 408, Kecamatan Sumedang Selatan, Sumedang, Jawa Barat.
Nama museum ini diambil dari raja Sumedang Larang yang terakhir, Prabu Geusan Ulun atau Pangeran Angkawijaya, yang memerintah antara 1578 hingga 1601.
Di Museum Prabu Geusan Ulun, ditampilkan benda-benda bersejarah dan pusaka leluhur Sumedang sejak era raja-raja Kerajaan Sumedang Larang, hingga para bupati yang memerintah Sumedang.
Berikut ini sejarah dan koleksi Museum Geusan Ulun Sumedang.
Baca juga: Sejarah Museum Simalungun di Pematangsiantar
Melansir museumprabugeusanulun.org, Museum Prabu Geusan Ulun berdiri pada 11 November 1973.
Mulanya, museum ini bernama Selayang Pandang Museum dan hanya untuk kalangan keluarga kerajaan Sumedang saja.
Pada acara seminar sejarah tentang penetapan Hari Jadi Sumedang yang berlangsung antara 7-13 Maret 1974, para ahli sejarah Jawa Barat mengusulkan untuk mendirikan Museum Geusan Ulun.
Usulan tersebut diterima dan Museum Prabu Geusan Ulun resmi dibuka untuk umum pada 24 Januari 1985.
Salah satu visi Museum Prabu Geusan Ulun adalah terpeliharanya wakaf peninggalan para leluhur Sumedang.
Museum ini juga memiliki misi untuk meningkatkan upaya penertiban dan pemeliharaan aset/wakaf Pangeran Aria Soeria Atmadja, Bupati Sumedang yang menjabat dari tahun 1883 hingga 1919.
Baca juga: Sejarah Museum Pos Indonesia di Bandung
Enam gedung yang dimaksud meliputi Gedung Srimanganti, Bumi Kaler, Gendeng, Gedung Pusaka, Gedung Gamelan, dan Gedung Kareta.
Menukil museum.co.id, benda-benda tersebut disimpan di Yayasan Pangeran Sumedang sejak 1955.
Beberapa koleksi Museum Prabu Geusan Ulun di antaranya: