KOMPAS.com - Museum Trinil berlokasi di Dukuh Pilang, Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Seperti namanya, museum ini menyimpan koleksi yang berasal dari Situs Trinil, salah satu situs manusia purba terpenting di Indonesia.
Museum Trinil berdiri tahun 1991 dan diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur, Soelarso.
Siapa pendiri Museum Trinil dan apa saja koleksi museum ini?
Baca juga: Museum Kebangkitan Nasional: Sejarah dan Koleksinya
Sejarah berdirinya Museum Trinil tidak luput dari penemuan fosil Pithecanthropus Erectus di Situs Trinil pada 1891.
Situs Trinil merupakan situs tertua di Indonesia karena peninggalan purbakala di wilayah ini ditemukan jauh sebelum situs-situs manusia purba lainnya.
Penemu Trinil adalah Eugene Dubois, peneliti manusia purba asal Belanda, yang menemukan Pithecanthropus Erectus.
Fosil yang ditemukan di Trinil itu menghebohkan dunia karena menyajikan bukti adanya evolusi manusia purba yang banyak dibicarakan oleh para paleontolog, geolog, dan arkeolog.
Melansir laman Kemdikbud, selama aktivitas ekskavasi di Trinil, ada seorang bernama Wirodiharjo yang turut serta.
Sejak 1967, Wirodiharjo memiliki gagasan untuk mengumpulkan atau melestarikan fosil yang ia jumpai di tepian Sungai Bengawan Solo.
Baca juga: Museum Daerah Maros: Sejarah dan Koleksinya
Fosil-fosil yang ditemukan Wirodiharjo disimpan di kediamannya, hingga memenuhi sepertiga dari rumahnya.
Hobi mengumpulkan balung buto atau fosil manusia purba, membuat Wirodiharjo dijuluki Wirobalung (balung artinya tulang).
Pada 1980/1981, Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi mendirikan sebuah museum mini untuk menampung koleksi fosil Wirodiharjo.
Untuk mengingat hasil penemuan fosil Pithecanthropus Erectus oleh Eugene Dubois, dibuat pula tugu sebagai monumen.
Dari situlah tercetus berdirinya Museum Trinil di bekas rumah dan pekarangan Wirodiharjo, yang berada persis pada tepian Sungai Bengawan Solo.