Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Gending Karesmen, Opera Khas Sunda

Kompas.com - 07/02/2024, 09:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Gending Karesmen merupakan salah satu bentuk sajian teater rakyat di Tatar Sunda.

Seni pertunjukan ini semacam sandiwara yang para pemainnya tidak hanya melakukan dialog biasa, melainkan dengan tembang dan diiringi gamelan.

Gending Karesmen mirip seperti seni pertunjukan opera, yang dialog para pemainnya dilakukan dengan nyanyian dan diiringi musik.

Berikut ini asal-usul dan sejarah Gending Karesmen dalam konteks seni pertunjukan Sunda.

Baca juga: Sejarah Degung, Gamelan Khas Sunda

Asal-usul Gending Karesmen

Gending Karesmen mulai tumbuh dan terkenal di kalangan masyarakat Jawa Barat pada sekitar tahun 1920-an.

Istilah Gending Karesmen berasal dari kata gending, yang artinya lagu-laguan, dan karesmen, yang berarti resmi, permai, indah.

Gending Karesmen dalam bahasa Sunda diartikan sebagai lalaguan nu ngaresmikeun.

Sedangkan dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai seni pertunjukan yang mementaskan suatu cerita yang menggunakan lagu-laguan dalam dialognya, serta diiringi dengan gamelan, yang kesemuanya itu dapat membangkitkan keindahan.

Lahirnya Gending Karesmen bermula dari masuknya Istambul, yakni semacam seni pertunjukan dengan opera, pada awal abad ke-20.

Istambul mendapat sambutan baik dari masyarakat Sunda, di kala dalam kesenian Jawa telah dikenal seni pertunjukan yang disebut Langendriyan, dengan cerita yang biasa dipentaskan misalnya Damarwulan.

Menurut riwayat, pencipta dari Langendriyan adalah Mangkunegoro IV.

Baca juga: Seni Ketoprak: Asal-usul, Fungsi, dan Bedanya dengan Ludruk

Keberadaan Istambul dan Langendriyan yang digemari masyarakat, menggugah seniman Sunda untuk menciptakan seni pertunjukan baru, yang kemudian dikenal dengan nama Gending Karesmen.

Menurut MA Salmun, orang yang mula-mula memperkenalkan bentuk Gending Karesmen adalah Raden Surawijaya, yang ketika itu menjadi murid Kweekschool voor Onder-wijzers (Sekolah Guru).

Pada 1923, dipertunjukkan Gending Karesmen Lutung Kasarung di bawah pimpinan Raden Kartabrata.

Popularitas Gending Karesmen di masyarakat mendorong para sastrawan untuk menggubah Gending Karesmen dan mementaskannya di muka umum.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com