KOMPAS.com - Pertempuran Laut Koral merupakan salah satu pertarungan antara Angkatan Laut Kekaisaran Jepang dan pasukan Sekutu di Pasifik, semasa Perang Dunia II.
Pertempuran ini terjadi di Laut Karang, yang berada di antara Papua Niugini, Australia, dan Kepulauan Solomon.
Pertempuran Laut Koral menandai pertempuran udara angkatan laut pertama dalam sejarah, karena tidak ada kapal induk yang saling menembak, hanya pesawat yang lepas landas dari geladaknya yang adu kekuatan.
Baca juga: Pertempuran Teluk Leyte, Debut Pasukan Udara Berani Mati Jepang
Pada Desember 1941, Jepang memasuki teater Perang Dunia II di kawasan Pasifik setelah mengebom Pearl Harbor, Hawaii, yang menjadi pangkalan terbesar Angkatan Laut Amerika Serikat (AS).
Segera setelah itu, Jepang merebut daerah pendudukan bangsa Eropa di Asia Tenggara, termasuk salah satunya Indonesia, yang direbut dari Belanda pada Maret 1942.
Capaian Jepang membuat Sekutu semakin cemas, karena Australia dapat menjadi target selanjutnya.
Para petinggi militer Jepang mengerti bahwa invasi langsung ke Australia terlalu berisiko. Oleh karena itu, mereka memilih membangun lokasi pertahanan baru di sekitarnya.
Salah satu caranya adalah dengan menguasai Port Moresby di pantai selatan Papua Niugini, yang memiliki lapangan terbang cukup besar dan memungkinkan kekuatan udara Jepang untuk menjangkau Laut Koral hingga ke Australia bagian utara.
Laksamana Inoue Shigeyoshi, yang bertanggung jawab atas Pasifik Selatan, mulai menyusun rencana untuk melancarkan invasi amfibi ke Port Moresby, yang dipastikan memerlukan dukungan armada kapal induk.
Baca juga: Pertempuran Laut Filipina, Perang Kapal Induk Terbesar dalam Sejarah
Pada 30 April 1942, kapal induk Shokaku dan Zuikaku dikirim untuk mendukung operasi Laksamana Inoue.
Ternyata, pesan rahasia yang berisi rencana Jepang tersebut berhasil dibobol oleh AS.
AS segera mengirimkan kapal induk Lexington dan Yorktown menuju Laut Koral, guna mencegat armada Jepang yang ditugaskan menginvasi Port Moresby.
Alhasil, terjadi Pertempuran Laut Koral pada 4 Mei hingga 7 Mei 1942.
Kapal induk merupakan sistem senjata baru yang pertama kalinya digunakan dalam serangan di laut terbuka pada masa Perang Dunia II.
Saat itu, kapal induk masih memiliki berbagai keterbatasan, misalnya sistem navigasinya di atas air masih sederhana, teknologi pengintaian udaranya belum mumpuni, dan pengaturan sistem komunikasinya belum sempurna.