Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Tragedi Kali Bekasi yang Tewaskan 90 Tentara Jepang

Kompas.com - 29/08/2023, 11:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada 19 Oktober 1945, sebuah tragedi tragis yang menewaskan 90 tentara Jepang, terjadi di Kota Bekasi.

Peristiwa tragis ini dikenal sebagai Tragedi Kali Bekasi dan terjadi pasca-kemerdekaan Indonesia.

Tragedi Kali Bekasi memperlihatkan bagaimana gejolak politik dan mentalitas di masa perang tetap memengaruhi dinamika masyarakat pasca-konflik sehingga berdampak signifikan terhadap tindakan rakyat Bekasi terhadap tentara Jepang.

Baca juga: Cerita di Balik Monumen Kali Bekasi, tentang Pembantaian Tentara Jepang dan Sungai yang Memerah

Bagaimana kronologi Tragedi Kali Bekasi? Berikut kisah lengkapnya.

Kepulangan tentara Jepang

Setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu dan Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, sejumlah tentara Nippon belum kembali ke negaranya.

Pemerintah Jepang kemudian memulangkan tentara mereka secara berangsur-angsur dari Indonesia.

Seiring dengan berjalannya waktu dan menguatnya otoritas Republik Indonesia, upaya pemulangan tentara Jepang semakin mungkin terlaksana.

Salah satu upaya pemulangan tentara Jepang adalah pada Oktober 1945 melalui Bandara Kalijati, tetapi peristiwa ini justru berakhir tragis.

Kereta menuju Bandara Kalijati

Pada 19 Oktober 1945, sebanyak 90 tentara Jepang yang terdiri dari tiga gerbong diangkut dengan menggunakan kereta api.

Mereka menuju Bandara Kalijati, Subang dengan harapan dapat kembali ke Jepang.

Rangkaian kereta ini akan melewati Stasiun Bekasi, sebuah kota yang pada saat itu telah menjadi saksi perubahan besar-besaran di tengah gejolak perang dan revolusi pascakemerdekaan.

Baca juga: Biografi Laksamana Maeda: Tokoh Jepang yang Rumahnya Jadi Tempat Perumusan Proklamasi

Pemberian jaminan keselamatan kepada para tentara Jepang yang menyerah dan dinyatakan dalam keadaan aman, seharusnya memberikan jalan bagi proses pemulangan dengan tenang dan aman.

Namun, seorang perwira muda bernama Letnan Dua Zakaria Burhanuddin, Wakil Komandan TKR Bekasi, mengubah dinamika peristiwa tersebut.

Alih-alih mengikuti perintah Komandan TKR Jatinegara.

Dia memerintahkan Kepala Stasiun Bekasi untuk mengalihkan jalur kereta dari jalur yang semestinya menuju jembatan menjadi ke arah jalur buntu berdekatan dengan lokasi Monumen Kali Bekasi saat ini.

Akibatnya, kereta terpaksa berhenti di tepi Kali Bekasi dan situasi semakin tegang.

Letnan Dua Zakaria masuk ke dalam gerbong dan meminta surat jalan resmi dari pihak pusat kepada tentara Jepang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com