Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Kali Bekasi 19 Oktober 1945

Kompas.com - 28/08/2023, 14:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada 19 Oktober 1945, kali Bekasi sempat menjadi lautan darah tentara Jepang.

Sebab, pada tanggal tersebut, sebanyak 90 tentara Jepang tewas dibunuh oleh rakyat Indonesia di Bekasi.

Padahal, 90 tentara Jepang tersebut hendak dibawa ke lapangan terbang Kalijati, Subang, Jawa Barat, untuk kemudian dipulangkan ke Jepang.

Namun, takdir berkata lain. Mereka justru harus tewas secara tragis sebelum akhirnya dipulangkan ke negara asalnya.

Baca juga: Mengapa Tentara Jepang Sangat Kejam?

Kronologi Tragedi Kali Bekasi

Setelah Jepang memutuskan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, sisa-sisa tentara Nippon di Indonesia yang sudah menyerah berangsur-angsur dipulangkan ke Jepang melalui jalur udara.

Salah satu proses pemulangan para tentara Jepang dilakukan pada 19 Oktober 1945.

Kala itu, sebanyak 90 tentara Jepang diangkut menggunakan kereta api untuk dibawa ke Bandara Kalijati, Subang, Jawa Barat.

Karena menggunakan kereta, mereka melewati beberapa stasiun, salah satunya Stasiun Bekasi.

Komandan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Sambas Atmadinata, memberikan perintah kepada Wakil Komandan TKR Bekasi Letnan Dua Zakaria Burhanuddin untuk membiarkan kereta api yang membawa rombongan tentara Jepang melintas.

Namun, Zakaria justru menentang perintah tersebut. Ia mengomandokan pegawai Stasiun Bekasi untuk mengalihkan jalur kereta yang semula ada di jalur dua ke jalur satu.

Padahal, jalur satu adalah jalur buntu yang berujung di dekat kali Bekasi.

Karena buntu, alhasil kereta api tersebut terpaksa berhenti.

Begitu kereta api berhenti, massa dan para pejuang Bekasi langsung mengepung kereta itu.

Lebih lanjut, Zakaria dan sejumlah pengawalnya masuk ke dalam kereta api tersebut dan meminta surat izin dari Pemerintah RI.

Mereka pun menunjukkan surat jalan dari Menteri Luar Negeri Achmad Soebardjo yang dibubuhi tanda tangan Presiden Soekarno.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com