Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Latar Belakang dan Tujuan Pemberontakan PETA di Blitar

Kompas.com - 14/08/2023, 08:00 WIB
Tri Indriawati

Penulis

Sumber Kompas.com

 

KOMPAS.com - Pemberontakan PETA di Blitar pada 14 Februari 1945 menjadi perlawanan terbesar terhadap penjajahan Jepang di Indonesia.

Meski akhirnya gagal, perlawanan yang dipimpin Shodancho Supriyadi ini sempat membuat pasukan militer Jepang di Blitar kalang kabut.

 

Lewat Pemberontakan PETA Blitar, para pemuda menegaskan bahwa Indonesia tidak bisa menerima penjajahan Jepang.

Prajurit PETA Blitar yang dipimpin Supriyadi berhasil membunuh sejumlah tentara Jepang serta merampas logistik serta senjata.

Baca juga: Misteri Hilangnya Supriyadi, Pemimpin Pemberontakan PETA Blitar

Apa latar belakang dan tujuan pemberontakan PETA di Blitar?

Latar belakang pemberontakan PETA Blitar

Pemberontakan PETA di Blitar dilatarbelakangi rasa prihatin para pemuda melihat kesengsaraan rakyat Indonesia akibat pendudukan Jepang.

Jepang yang awalnya datang mencari simpati rakyat Indonesia dengan memberi janji kemerdekaan, justru berlaku sewenang-wenang dan menyengsarakan rakyat pribumi.

Rakyat Indonesia dipaksa menjalani romusha atau kerja paksa demi kepentingan Jepang.

Tentara PETA disebut pernah ditugaskan mengawasi pekerjaan romusha di Pantai Selatan Jawa. Dari sanalah, mereka menyaksikan secara langsung siksaan berat yang dialami para pekerja romusha.

Para pekerja romusha dipaksa bekerja berat sejak dini hari hingga sore, tanpa diberi makan ataupun upah.

Makanan dan bantuan kesehatan yang mereka dapatkan juga sangat minim sehingga separuh dari romusha jatuh sakit dan meninggal dalam waktu singkat.

Pada akhir 1944, jumlah penduduk laki-laki di desa-desa sekitar Blitar berkurang sehingga sebagai gantinya dikerahkan romusha perempuan.

Para perempuan pun mengalami penyiksaan dan menjadi korban. Jumlah korban romusha perempuan lebih banyak dari laki-laki.

Selain itu, para prajurit PETA Blitar juga melihat kenyataan rakyat yang kelaparan karena diperas oleh Jepang.

Disebutkan bahwa pada suatu sore seusai latihan militer, anggota Daidan Blitar mendengar jeritan para petani yang dipaksa menjual padi melebihi jatah yang ditentukan kepada kumiai (lembaga ekonomi semacam koperasi bentukan Jepang).

Baca juga: Berakhirnya Masa Pendudukan Jepang di Indonesia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com