KOMPAS.com - Para ulama menggunakan beberapa media dakwah untuk menyebarkan ajaran agama Islam di Indonesia.
Ada enam media dakwah penyebaran Islam di Indonesia, yaitu:
Berikut penjelasannya.
Media dakwah pertama yang digunakan untuk menyebarkan Islam di Indonesia adalah lewat perdagangan.
Penyebaran Islam lewat perdagangan dianggap menjadi salah satu cara paling efektif. Sebab, kegiatan ini melibatkan banyak golongan masyarakat.
Sekitar abad ke-7, kegiatan perdagangan mulai marak terjadi di Indonesia. Terlebih lagi, karena Indonesia memiliki kekayaan rempah-rempah yang dibutuhkan para pedagang.
Oleh sebab itu, para pedagang Muslim dari Arab, Persia, India turut berkunjung ke Indonesia.
Di samping berdagang, mereka juga menggunakan kesempatan ini untuk menyebarkan ajaran agama Islam.
Terjadi proses interaksi dengan masyarakat setempat, bangsawan, hingga raja, dalam waktu yang cukup lama, sehingga membuat mereka tertarik untuk belajar dan masuk Islam.
Media dakwah selanjutnya dalam penyebaran Islam adalah melalui pendidikan.
Umumnya, para ulama menyebarkan ajaran Islam dengan cara mendirikan pesantren, masjid, surau, atau mushola.
Pesantren pertama di Indonesia adalah Pesantren Sidogiri yang didirikan pada 1718 oleh Sayyid Sulaiman dengan dibantu Kiai Aminullah.
Sebelum berdakwah, para ulama yang dikenal sebagai Wali Songo akan lebih dulu membangun sarana dakwah, salah satunya langgar atau masjid.
Langgar atau masjid ini dibangun di dekat rumah-rumah yang mereka tinggali. Tujuannya adalah untuk memudahkan mereka dalam menyebarkan ajaran Islam.
Seiring berjalannya waktu, saat dakwah mereka diterima oleh masyarakat, dibangunlah sarana pendidikan berupa pondok pesantren.