Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Pura Ulun Danu Beratan

Kompas.com - 20/02/2023, 13:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pura Ulun Danu Beratan adalah sebuah pura dan candi air besar yang terletak di Bali.

Candi ini berlokasi di tepi barat laut Danau Bratan di pegunungan dekat Bedugul, Kabupaten Tabanan.

Pura Ulun Danu Beratan merupakan salah satu pura terbesar di Bali. Oleh sebab itu, banyak pengunjung yang datang ke pura tersebut untuk melihat keindahannya.

Pura Ulun Danu Beratan terdiri dari empat kompleks pura dan satu stupa, yaitu:

  1. Pura Lingga Petan: Pelinggih (tempat pemujaan) Dewa Siwa
  2. Pura Penataran Puncak Mangu: Pelinggih Dewa Wisnu
  3. Pura Terate Bang: Pelinggih Dewa Brahma
  4. Pura dalem Purwa: Pelinggih Dewi Danu, dewi air, sungai, dan danau yang dikenal sebagai dewa kesuburan
  5. Stupa Buddha: sebagai makna keselarasan dan harmoni beragama

Baca juga: Pura Pakualaman: Sejarah Berdirinya, Fungsi, dan Kompleks Bangunan

 

Sejarah

Sampai saat ini, masih belum ditemukan sumber pasti yang mengungkapkan sejarah berdirinya Pura Ulun Danu Beratan.

Satu-satunya sumber yang ditemukan adalah Lontar Babad Mengwi. Di dalamnya dijelaskan bahwa Pura Ulun Danu Beratan didirikan oleh I Gusti Agung Putu sekitar tahun Saka 1556 atau 1634 M.

Pura ini dipelihara oleh empat satakan dari desa-desa di sekitarnya, yang terdiri dari satakan Candi Kuning, satakan Bangah mewilayahi 3 bendesa adat, santakan Antapan mewilayahi 4 bendesa adat, dan satakan Baturiti mewilayahi 6 bendesa adat.

Pura ini berjarak sekitar 70 kilometer dari Bandara Internasional Ngurah Rai dan kurang lebih 50 km dari pusat Kota Denpasar.

Fungsi

Sebagai tempat pemujaan

Fungsi Pura Ulun Danu Beratan adalah sebagai tempat pemujaan yang diwujudkan dengan keberadaan beberapa bangunan pemujaan atau pelinggih.

Di antara pelinggih tersebut, ada dua bangunan, yaitu Palebahan Pura Tengahing Segara dan Palebahan Palinggih Lingga Petak/Ulun Danu yang posisinya menjorok ke tengah danau.

Posisi yang unik ini membuat kedua bangunan tersebut tidak saja memiliki nilai secara spiritual, tetapi juga nilai keindahan.

Baca juga: Kerajaan Bali: Berdiri, Raja-raja, Kehidupan Sosial, dan Peninggalan

Tempat wisata

Selain berfungsi sebagai tempat ibadah umat Hindu, Pura Ulun Danu Beratan juga dijadikan sebagai tempat wisata di Bedugul.

Daya tarik utama dari kompleks pura ini adalah Pelinggih Telengin Segara yang berwujud meru bertumpang 11 dan Pelinggih Lingga Ulun Danu yang berwujud meru bertumpang tiga.

Posisi sekaligus panorama indah yang mengelilingi kedua bangunan ini membuatnya memiliki nilai keindahan tinggi sehingga menarik banyak wisatawan untuk berkunjung dan mengabadikan momen di lokasi ini.

Hal inilah yang kemudian mendorong pemerintah setempat untuk mengabadikan Pura Ulun Danu Beratan ke dalam uang pecahan Rp 50.000.

 

Referensi:

  • Suweta, I Made. (2018). Rekonstruksi Nilai Teo-Ekologi Hindu pada Pemujaan Pura Ulun Danu di Bali. Genta Hredaya.
  • Sedyawati, Edi. (1938). Candi Indonesia. Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Alam Budaya dan Permuseuman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com