KOMPAS.com - Sajadah adalah alas sembahyang bagi umat Muslim.
Riwayat sajadah berangkat dari kebiasaan Nabi Muhammad SAW yang selalu melaksanakan shalat di atas khumrah.
Khumrah adalah semacam tikar.
Bahan dasar khumrah adalah daun palem.
Sajadah dalam telusuran sejarah mengalami perkembangan.
Salah satunya dari bahan dasar.
Di Mesir, pada sekitaran abad ke-5, sajadah terbuat dari pelepah pisang.
Baca juga: Cara Mencuci Sajadah agar Tidak Bau Apek dan Menampung Debu
Sajadah
Laman sumber literatur dari Kompas.com rilisan 10 April 2021 bercerita bahwa sajadah mulai abad pertengahan, abad ke-5 hingga ke-15, berkembang ke berbagai negara.
Sajadah, uniknya, mengikuti perkembangan seni setempat.
Sebelumnya, sajadah hanya memiliki satu motif.
Motif itu adalah desain mirip pintu besar seperti jalan menuju surga.
Pada sajadah satu motif, selalu ada mihrab berikut cekungan melengkung macam pintu.
Saat ini motif-motif pada sajadah bervariasi mulai dari hiasan bunga, hiasan geometris, masjid, hingga Kabah.
Bahan dasar pembuatan sajadah juga beraneka macam mulai dari kain tenun, bludru, wol, hingga sutra.
Kini, perkembangan sajadah yang juga marak adalah adanya berbagai keragaman warna.
Selanjutnya, sajadah, kata Direktur PT AEM Anoop Vasandani, makin sempurna sebagai perlengkapan ibadah umat Muslim bila bersertifikasi halal.
Sertifikasi halal seturut Undang-undang Nomor 11/2020 tentang Cipta Kerja adalah kewajiban bagi para pelaku usaha bagi produk olahan mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.