KOMPAS.com - Pada awal kemunculannya, manusia purba hidup secara berpindah-pindah tempat atau nomaden.
Seiring perkembangan kemampuan mereka dalam berpikir dan menghadapi tantangan alam, manusia purba mengenal kehidupan semi nomaden dan akhirnya menetap secara permanen.
Meski pola hunian manusia purba berubah seiring dengan perkembangan kemampuan mereka, tetapi para peneliti menemukan karakter khas.
Lantas, bagaimanakah karakter khas pola hunian manusia purba di Indonesia?
Baca juga: Keterkaitan antara Pola Hunian dengan Mata Pencarian Manusia Praaksara
Dua karakter khas hunian manusia purba yaitu kedekatan dengan sumber air dan kehidupan di alam terbuka.
Hal itu karena manusia purba masih menggantungkan diri pada alam, sehingga daerah-daerah yang mereka tempati harus dapat memberikan cukup persediaan untuk melangsungkan kehidupan.
Berkembangnya pola hunian dan tempat tinggal di dekat sumber air dilatarbelakangi oleh banyaknya manfaat air bagi kehidupan manusia.
Air juga diperlukan oleh tumbuhan maupun binatang. Keberadaan air pasti akan mengundang hadirnya binatang dan tumbuhan untuk hidup di sekitarnya.
Sedangkan alam terbuka seperti padang rumput dengan semak belukar juga merupakan tempat yang sering dikunjungi atau dilalui oleh binatang buruan manusia purba.
Binatang yang berkeliaran di alam terbuka atau melepas dahaga di sumber air seperti sungai dan danau adalah salah satu sumber makanan utama bagi manusia purba.
Binatang buruan manusia purba tersebut terdiri atas kuda nil, badak, kerbau, rusa, monyet, dan sebagainya.
Baca juga: Mengapa Fosil Manusia Purba Banyak Ditemukan di Gua?
Dengan demikian, hidup di dekat sumber air dan di alam terbuka membuat manusia purba dapat memenuhi kebutuhan untuk minum sekaligus makan.
Dua karakter khas hunian manusia purba dapat dilihat dari letak geografis situs-situs yang ada di Indonesia.
Contoh hunian yang dekat dengan sumber air adalah situs-situs purba di sepanjang aliran Bengawan Solo (Sangiran, Sambungmacan, Trinil, Ngawi, dan Ngandong).
Situs tersebut merupakan contoh dari adanya kecenderungan manusia purba menghuni lingkungan di pinggir sungai.
Referensi: