Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Manusia Purba Memiliki Kecenderungan Hidup Berkelompok?

Kompas.com - 12/10/2022, 17:30 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Corak kehidupan manusia purba yang paling sederhana adalah berburu dan mengumpulkan atau disebut food gathering.

Pada masa itu, manusia purba hidup secara berpindah-pindah tempat atau nomaden.

Sejak periode awal munculnya peradaban manusia ini pula, manusia purba hidup berpindah-pindah secara berkelompok.

Lantas, mengapa manusia purba memiliki kecenderungan hidup berkelompok?

Baca juga: Ciri-ciri Kehidupan Manusia Purba pada Masa Food Gathering

Mengapa hidup berkelompok?

Manusia purba memiliki kecenderungan hidup berkelompok. Kecenderungan ini didorong oleh kebutuhan mencari makan.

Pada awal kemunculannya, segala daya manusia ditujukan untuk berhasilnya usaha memenuhi kebutuhan makan.

Manusia saat itu juga sangat bergantung pada kondisi alam karena kemampuan mereka dalam segala hal masih terbatas.

Oleh karenanya, manusia hidup secara berkelompok agar lebih mudah mendapatkan makanan.

Baca juga: Sistem Pembagian Kerja pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Pada masa berburu dan meramu, perburuan dilakukan oleh anggota kelompok laki-laki, yang hasilnya dibagi bersama.

Perburuan dilakukan menggunakan alat-alat sederhana yang terbuat dari batu, tulang, dan kayu.

Alat-alat tersebut digunakan untuk membuat tombak atau jebakan yang dipasang pada lubang-lubang yang telah disediakan.

Sedangkan anggota kelompok perempuan bertugas mengumpulkan makanan seperti tumbuh-tumbuhan dan biji-bijian.

Meski tidak membutuhkan banyak tenaga seperti halnya berburu, peran kelompok perempuan sangat penting dalam memilih tumbuhan yang aman dimakan.

Selain itu, hidup berkelompok merupakan upaya yang dilakukan manusia purba dalam mempertahankan dan mengembangkan kehidupan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan.

Baca juga: Hasil Kebudayaan Masyarakat Masa Berburu dan Meramu

Pada awal kemunculannya, manusia menghadapi banyak ancaman yang utamanya datang dari binatang liar yang diburunya dan bencana alam sekitarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Jawa Timur

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Jawa Timur

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com