Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerajaan Indragiri: Sejarah, Pendiri, Letak, dan Peninggalan

Kompas.com - 15/10/2021, 09:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kerajaan Indragiri adalah satu dari beberapa kerajaan bercorak Islam di Riau.

Pendiri dan raja pertama Kerajaan Indragiri adalah Merlang I, yang berkedudukan di Malaka.

Tradisi seperti ini juga dijalankan oleh raja-raja berikutnya, sedangkan untuk urusan sehari-hari pemerintahannya dijalankan oleh seorang datuk patih atau perdana menteri.

Wilayah Kerajaan Indragiri terletak di Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau sekarang ini.

Sejarah awal

Kerajaan Indragiri didirikan pada akhir abad ke-13, tetapi baru tumbuh menjadi kerajaan bercorak Islam pada abad ke-15.

Masuknya pengaruh Islam ke kerajaan diperkirakan berasal dari Kesultanan Samudera Pasai dan Aceh Darussalam.

Dari berita Tome Pires, yang menjadi sumber sejarah Kerajaan Indragiri, kerajaan ini rutin memberikan upeti kepada Kerajaan Malaka.

Istana kerajaannya baru dibangun oleh Nara Singa II atau Sultan Indragiri IV. Bersamaan dengan itu, didirikan pula Rumah Tinggi di Kampung Dagang.

Pada periode inilah Raja Indragiri mulai menetap di ibu kota kerajaan yang berlokasi di Pekan Tua sekarang.

Baca juga: Kerajaan Samudera Pasai: Sejarah, Masa Kejayaan, dan Peninggalan

Hubungan dengan Portugis dan Belanda

Sebelum 1641, Kerajaan Indragiri berhubungan erat dengan Portugis. Kerajaan ini memang banyak menghasilkan barang komoditas, seperti lilin, emas, dan kayu gaharu.

Pada 1765, Sultan Hasan Salahuddin Kramat Syah memindahkan ibu kota kerajaan ke Japura.

Setelah Malaka dikuasai oleh Belanda, kerajaan ini mulai mejalin hubungan dengan VOC. Bahkan VOC juga mendirikan kantor dagangnya di Indragiri, berdasarkan perjanjian pada 28 Oktober 1664.

Pada periode ini pula, Belanda mulai ikut campur dengan urusan internal kerajaan dengan mengangkat Sultan Muda yang berkedudukan di Peranap, dengan batas wilayah ke Hilir sampai batas Japura.

Jatuh ke tangan Belanda

Pada 5 Januari 1815, ibu kota Kerajaan Indragiri kembali dipindahkan oleh Sultan Indragiri XVII atau Sultan Ibrahim ke Rengat.

Pada masa pemerintahan Sultan Indragiri XVII inilah undang-undang kerajaan mulai disusun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com