KOMPAS.com - Mesir merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki akar sejarah pendidikan yang luar biasa maju.
Pada zaman dulu, Mesir pernah menjadi pusat ilmu pengetahuan yang bertahan selama kurang lebih 7 abad.
Berikut penjelasan perkembangan ilmu pengetahuan di Mesir:
Baca juga: Alasan Mesir Disebut Sebagai Hadiah dari Sungai Nil
Dikutip dari buku Bringing Civilizations Together (2019) oleh S.D. Darmono, sekitar 3500 SM, terjadi penyatuan antara sungai Nil bagian hulu dan bagian hilir.
Di sekitar sungai Nil dari hulu ke hilir inilah peradaban Mesir yang tumbuh dan berkembang bersamaan dengan kerajaan-kerajaan besar yang mengatur organisasi politik dan masyarakat di bawah kekuasaan Firaun.
Bangsa Mesir Kuno telah melahirkan peradaban maju dengan temuan teknologi terbaru dan canggih pada masanya, buktinya adalah Patung Sphinx dan Piramida Khafre.
Selanjutnya, perkembangan ilmu pengetahuan di Mesir bermula sekitar abad ke-3 SM, ketika Iskandar Agung menaklukan Mesir, dan mulai punah kira-kira pada abad ke-4 Masehi.
Baca juga: Komposisi Agama Penduduk Mesir
Iskandar Agung saat itu memiliki pemikiran dan jiwa yang sangat terbuka.
Hal itu dibuktikan bukan saja dengan kecintaan dan penghargaannya yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan, melainkan juga dengan sarannya kepada bala tentara untuk melahirkan kultur hibridasi dengan menikahi perempuan-perempuan dari ras yang berbeda-beda: perempuan asal Persia dan India.
Baca juga: Bagaimana Kondisi Curah Hujan di Mesir?
Dilansir dari buku Ilmu Pendidikan (2023) oleh Agung Nugroho Catur Saputro, masyarakat Mesir zaman dulu mengenal sistem kasta dalam kehidupan.
Kasta pertama dan tertinggi terdiri dari pendeta, yang mewakili kecerdasan dan kekayaan negara. Mereka memiliki sepertiga tanah tanpa membayar pajak. Mereka juga mengepalai semua lembaga, seperti surveyor, insinyur, dan guru.
Kasta kedua terdiri atas kelas miliiter, yang juga termasuk kaum bangsawan.
Kasta ketiga, atau kasta tanpa hak istimewa dibagi menjadi tiga kelompok, yakni:
Baca juga: 4 Bentuk Muka Bumi Negara Mesir
Budak lebih rendah daripada pekerja biasa, dan tidak diklasifikasikan di antara kasta. Para budak umumnya dimasukkan di ruang tahanan dan dibawa perang.
Pendidikan masyarakat Mesir disesuaikan dengan kastanya.