Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Pengolahan Minyak Mentah Menggunakan Penyulingan Bertingkat?

Kompas.com - 12/09/2023, 19:00 WIB
Silmi Nurul Utami

Penulis

KOMPAS.comMinyak bumi adalah bahan bakar yang diolah melalui penyulingan bertingkat untuk menjadi berbagai bahan bakar. Mengapa pengolahan minyak mentah menggunakan penyulingan bertingkat?

Minyak mentah menggunakan penyulingan bertingkat karenafraksinya memiliki titik didih yang berbeda.

Dilansir dari Lumen Learning, minyak bumi pada dasarnya adalah campuran alkana dengan massa molekul yang beragam.

Adapun, alkana-alkana tersebut memiliki sifat dan kegunaan yang berbeda. Perbedaan alkana tersebut didasarkan oleh kandungan atom karbon dalam rantai senyawanya.

Baca juga: Apa Itu Senyawa Alkana?

Alkana sederhana memiliki sedikit karbon dalam rantainya, sedangkan alkana berat memiliki banyak atom karbon dalam rantainya.

Jumlah atom karbon tersebut juga memengaruhi titik didih senyawanya.

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, titik didih alkana meningkat seiring bertambahnya jumlah karbon.

Artinya, fraksi-fraksi minyak bumi memiliki titik didih yang berbeda. Ada fraksi uang mudah menguap dalam suhu rendah dan ada juga yang sulit menguap sehingga memerlukan suhu tinggi.

Baca juga: Bensin, Fraksi Minyak Bumi Terbanyak

Karena perbedaan titik didih inilah, distilasi bertingkat paling cocok diterapkan dalam pengolahan minyak bumi.

Dilansir dari Chemistry LibreTexts, distilasi bertingkat dilakukan dengan memasukan minyak bumi ke menara pemurnia dan memanaskannya hingga suhu 400°C.

Pada suhu 0 hingga 30°C, fraksi minyak bumi yang memiliki 1 hingga 4 atom karbon akan menguap dan naik ke bagian atas menara.

Fraksi tersebut sangat mudah menguap dan dikenal sebagai gas alam.

Baca juga: Fraksi Minyak Bumi yang Paling Sedikit Jumlah Atom Karbonnya

Suhu terus bertambah dan fraksi minyak bumi menguap sesuai dengan titik didih dan jumlah atom karbonnya.

Sehingga, penyulingan bertingkat (distilasi) dapat memisahkan fraksi-fraksi minyak bumi untuk kemudian digunakan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com