Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bait Puisi: Pengertian dan Contohnya

Kompas.com - 27/04/2023, 10:00 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri

Penulis

KOMPAS.comBait puisi adalah kumpulan baris yang memiliki satu kesamaan ide, pikiran, atau gagasan pokok.

Tidak ada aturan baku yang mengatur banyak bait dalam sebuah puisi. Namun, secara umum, jumlah bait puisi minimal dua.

Dilansir dari buku Seni Mengenal Puisi (2020) oleh Agnes Pitaloka dan Amelia Sundari, selain terikat pada bait, puisi juga terhubung dengan irama, rima, serta larik.

Sebenarnya, apa itu bait puisi?

Pengertian bait puisi

Bait puisi adalah himpunan baris yang terusun harmonis, seirama, dan memuat satu pesan atau ide pokok.

Umumnya, satu bait puisi terdiri atas empat baris, sama seperti pantun yang merupakan contoh puisi lama.

Baca juga: Puisi Akrostik: Pengertian, Cara Membuat, dan Contohnya

Menurut Karlina dalam buku Inspirasi Menulis Puisi di Alam Bebas (2022), fungsi bait puisi sama seperti fungsi paragraf, yakni sebagai pemisah topik atau tema.

Layaknya paragraf yang memuat satu tema atau pembahasan serupa, bait puisi juga terdiri atas tema yang sama.

Jadi, empat baris dalam satu bait puisi pasti memuat satu ide pokok atau tema yang sama, begitu pula seterusnya.

Kesimpulannya, bait puisi adalah himpunan baris yang tersusun harmonis, seirama, dan memiliki kesamaan ide atau gagasan pokok.

Contoh bait puisi

Agar lebih memahaminya, berikut contoh bait puisi:

Bait 1:

Langit biru kala itu
Mengingatkanku pada kenangan akan dirimu
Betapa ayunya parasmu
Betapa gigihnya kau berjuang

Baca juga: Antologi Puisi: Pengertian dan Ciri-cirinya

Bait 2: 

Jika ku bisa memutar kembali waktu
Aku tak 'kan pernah melepaskan genggaman tanganmu
Andai saja waktu itu aku sanggup memanggilmu "Ibu"
Tentu hatiku tak 'kan sesakit ini
.

Jika kita melihat kedua bait puisi di atas, keduanya memiliki tema dan pembahasan yang berbeda.

Bait pertama membahas ingatan dan kenangan seseorang terhadap orang lain yang dekat dengan dirinya. Kenangan itu berbentuk fisik (wajah) dan perjuangan.

Selanjutnya, di bait kedua, penyair menyampaikan rasa penyesalan terhadap sosok "ibu" yang digambarkan dalam puisi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com